Dikmudora Koltim Gelar Workshop Pendidikan Inklusif
KOLAKAPOS, Tirawuta--Menambah pemahaman tentan pendidikan yang setara kepada anak berkebutuhan khusus (difabel), Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikmudora) Kolaka Timur (Koltim) menggelar Workshop Penyusunan Grand Design pengembangan Pendidikan Inklusif.
Sekretaris Daerah Pemkab Koltim, Syamsul Bahri mengatakan, pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk menjamin keberlansungan hidup. Untuk itu negara memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan pendidikan terhadap masyarakat, termasuk kepada anak yang memiliki perbedaan fisik atau kemampuan (difabel) seperti yang tertuang pada UUD 1945 pasal 31 ayat 1, anak-anak difabel disediakan fasilitas pendidikan khusus sesuai derajat jenis difabelnya dengan disebutan Sekolah Luar Biasa (SLB).
"Pemerintah saat ini, telah berupaya mengembangkan sistem pendidikan inklusif, dengan tujuan anak-anak yang memiliki kelainan fisik dan mental dapat beradaptasi dengan anak-anak yang normal. Sebab pendidikan inklusif merupakan hal yang baru di Indonesia untuk itu, pemerintah berupaya mengembangkan pendidikan inklusif," ujarnya.
Ia menambahkan, dengan melalui Workshop ini, warga semakin sadar dan mengetahui betapa pentingnya pendidikan. "Saya berharap kepada masyarakat, dengan melalui pendidikan inklusif mari kita berikan semangat kepada anak-anak kita untuk bersekolah," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dikmudora Koltim, Hj.Surya Adelina Hutapea mengatakan, terlaksananya kegiatan ini sesuai Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2013, tentang sistem Pendidikan Nasional, serta Peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2015 tentang standar nasional pendidikan dan peraturan Mendiknas Nomor 70
tahun 2009 tentang pendidikan inklusif, kegiatan ini bekerja sama Program kerja Pokja inklusif Kolaka Timur.
Ia menjelaskan, dalam meningkatkan mutu pendidikan, pihaknya perlu memberikan pemahaman dalam penyusunan Grand design worskhop pengembangan pendidikan inklusif pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan mengundang jajaran dinas pendidikan Sulawesi Tenggara (Sultra) bapak Trianto berswama rombongan untuk memberikan penjelasan serta pemahaman tentang tujuan pendidikan inklusif.
"Saya mengajak kepada peserta worskhop, untuk mengikuti kegiatan ini, adapun pemaparan-pemaparan narasumber semua peserta dapat menyimaknya dengan baik, sebab ini sangat berkaitan dengan pendidikan inklusif," ujarnya.
Di tempat terpisah, Kabid pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Hj.Madina menambahkan, dengan terselenggaranya kegiatan ini akan menambah wawasan tentang dibidang pendidikan inklusif. "Pendidikan inklusif memiliki dua pemahaman yang pertama siswa normal dan siswa yang memiliki gangguan fisik dan jiwa,
untuk itu saya selaku panitia memberikan apresiasi kepada pemerintah atas terselenggaranya kegiatan ini,tandasnya.(m2/b)