Koltim Masuk Jalur Lintas KA Sulsel-Sultra

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Tirawuta--Kabar gembira buat warga Sulawesi Tenggara khususnya yang di kabupaten Kolaka Timur. Pasalnya, rencana pemerintah pusat terkait Mega proyek pembangunan jalur kereta api yang akan menghubungkan Sulsel-Sultra kini mulai digodok. Tidak tanggung-tanggung, pihak Kementerian perhubungan merencanakan telah mengalokasikan anggaran cukup besar, yakni mencapai Rp 21,595 triliun yang akan direalisasikan 2020 mendatang. Saat ini beberapa daerah di Sultra sudah memetakan lokasi jalur interkoneksi yang bakal dilalui transportasi massal tersebut termasuk Kolaka Timur (Koltim). Kepala Bappeda Koltim, Mustakim Darwis mengatakan mega proyek pembagunan rel kereta api Palopo-Kendari ini bakal melalui wilayah Koltim diantaranya kecamatan Ladongi, Loea, Dangia termasuk taman nasional Rawaopa. Namun demikian beberapa lokasi yang akan dilalui transportasi massal pertama di Sultra itu, akan melewati jalur hijau. "Kita sudah memetakan lokasi yang akan dilalui namun masih dalam kajian karena melewati jalur hijau. Saya juga belum tau pasti bagaimana nanti mekanismenya, apakah akan dipinjam pakaikan atau bagaimana, namun kita akan koordinasi dengan pemprov," terang Mustakim, Selasa (22/11). Sementara itu, Kabid Perhubungan Laut Dinas Provinsi Sultra Ary R Sujuthi, dalam rapat teknis pembahasan raperda RTRW Kabupaten Koltim Tahun 2016-2036, beberapa waktu lalu menuturkan sesuai rencana jalur kereta api interkoneksi Sulsel-Sultra akan melalui rute Kolut, Kolaka dan Koltim. "Ini sekedar saran atau usul, perlu apa tidak penyusunan aturan jalur yang akan dilalui kereta api. Karena, sesuai rencana, jalur kereta api dari Sulawesi Selatan yang menuju Sultra, rutenya tiga daerah ini," katanya. Dirinya mengakui, meski pembangunan rel kereta api ini baru rencana jangka panjang, tetapi tidak ada salahnya, jika dimasukkan dalam raperda tentang RTRW ini. Karena, perda RTRW ini juga, akan berlaku selama dua puluh tahun kedepan. "Meskipun harus diakui memang agak sulit untuk mewujudkannya. Sebab, sangat riskan. Faktor utama, akan melewati banyak hutan lindung, dan tofograpi jalur sepanjang Kolut-Kendari yang sangat curam. Paling, yang cocok itu, melewati daerah pesisir," jelasnya. (ing/hen) Klik di sini untuk Balas, Balas ke semua, atau Teruskan
  • Bagikan

Exit mobile version