Pembangunan Jalan Trans Kolut-Kolaka Telan Anggaran Rp1,2 T

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Lasusua--Pembangunan jalan layang Trans Sulawesi di gunung Tamborasi yang menghubungkan dua kabupaten yakni Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) Desa Walasiho Kecamatan Wawo dan Kabupaten Kolaka Desa Tamborasi Kecamatan Wolo akan menelan anggaran sebesar Rp.1,2 triliun. Wakil Ketua DPRD Kolut, Surahman mengatakan, ada dua proyek besar yang akan masuk di Kolaka Utara tahun 2017 yang anggaranya bersumber dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yakni pembangunan jalan di Kecamatan Tolala dan pembangunan jalan di bawah gunung Tamborasi. Jalan trans sulawesi yang berstatus jalan provensi dan jalan negara. "Khusus jalan di bawah gunung tamborasi. Hasil pemaparan dari Kementrian PU kemungkinan akan mengunakan sistim pancang atau seperti jalan layang" kata Surahman, Kamis (24/11) usai pihaknya melakukan konsultasi dengan Kementrian PU. Menurutnya, anggran Rp.1,2 triliun mengunakan anggaran pendapan belanja negara (APBN) tahun 2017 dengan panjang jalan hanya sekitar kurang lebih 3 kilometer. "Jalan trans sulawesi di gunung tamborasi di kenal sebagai jalan yang extrim setiap tahunya jalan ini menelan korban jiwa. Sehingga pembanguanya di bibir pantai akan sangat memberikan kemudahan masyarakat dalam melakukan segala kegiatan," ujarnya. Jalan Tamborasi ini, lanjut Surahman terinspirasi dari jalan wisata Lasusua-Tobaku yang saat ini sangat membantu masyarakat dalam hal transportasi. "Sebagai daerah yang perbatasan langsung dengan Provensi Sulawesi Selatan. Kolaka Utara merupakan daerah yang sangat stategis dan potensial untuk memajukan daerah Sulawesi Tenggara khususnya distribusi barang dan jasa yg melalu daratan," ujar Ketua DPD partai Demokrat Kolut ini. Surahman menambahkan banyak pengendara dan pengusaha yang mengeluhkan jalan trans sulawesi terutama jalan di gunung Tamborasi dan jalan yang melewati gunung tolala. "Kita sangat berharap dengan pembanguan jalan layang tamborasi akan mampu meningkatan roda perekonomian masyarakat khususnya masyarakat Kolut dan umumnya masyarakat Sulawesi Tenggara," tandasnya. (k2/b)
  • Bagikan

Exit mobile version