Workshop Perlindungan Anak Digelar

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Kolaka--Wakil Bupati Kolaka, Muha. Jayadin membuka secara resmi kegiatan Workshop Perlindungan Anak dengan tujuan untuk mewujudkan Kota Layak Anak, yang digelar oleh Wahana Visi Indonesia di Aula Sultan Raja kemarin. Kegiatan workshop itu juga dihadiri langsung oleh Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait sekaligus sebagai pemateri dalam wirkshop tersebut. Kegiatan yang diikuti oleh ratusan peserta itu juga dihadiri Wakil Bupati Kolaka Timur, Andi Merya Nur. Wakil Bupati Kolaka, Muh. Jayadin mengatakan, Pemda Kolaka selalu siap mendukung dan memperhatikan bidang perlindungan anak. Bahkan Pemda juga siap untuk menuju Kota Layak anak. "Pemda Kolaka selalu mendukung semua bentuk upaya demi perlindungan terhadap anak, semoga dengan kegiatan ini kita bisa mewujudkan Kolaka bisa menjadi Kota Layak Anak, semoga dengan kehadirian kita disini kita bisa menghilangkan kekerasan dan perlakukan buruk terhadap anak, " paparnya. Hal senada juga diungkapkan oleh Wakil Bupati Kolaka Timur, Andi Merya Nur. Menurutnya ada beberapa langkah yang sudah disiapkan Pemerintah Kabupaten Kolaka Timur guna mewujudkan kota layak anak. "Langkah awal kita sudah siapkan di dua kecamatan dulu, beberapa SDMnya juga kita siapkan, termasuk mengikuti kegiatan workshop ini, yang jelas kita akan support selalu semua upaya perlindungan terhadap anak demi anak-anak kita," terangnya. Sementara itu, pelaksana program Workshop dari Wahana Visi Indonesia, Sabtarina mengungkapkan, bahwa kegiatan tersebut bisa menumbuhkan komitmen semua stakhorlder yang ada di Kolaka dan Kolaka Timur untuk mewujudkan Kabupaten yang layak anak. "Kita berharap Kolaka dan Kolaka Timur bisa menjadi sebuah kabupaten layak anak, untuk itu mellaui kegiatan ini kita bisa mengembangkan semua indikator-ndikator untuk itu, dan kita berkomitmen didalamnya," paparnya. Sedangkan Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait mengatakan untuk mewujudkan Kabupaten Yang layak Anak, diperlukan komitmen bersama baik dari pemerintah, lembaga penggiat perlindungan anak serta masyarakat. "Melalaui Workshop ini, kita dorong Komitmen bersama, pemerintah, penggiat-penggiat perlindungan anak, untuk mengantisipasi kejadian-kejadian kekerasan terhadap anak, yang membuat kita marah, karena faktanya rumah sendiri saja sudah tidak aman lagi bagi anak, predator predator ada disekeliling kita, kejahatan-kejahatan yang mengintai anak-anak ada disekitar kita, jadi sudah satnya bagaimana dua kabupaten ini membangun komitmen antara pemerintah dan masayarkat dan penggiat-penggiat, mensuport menjadi kota atau kabupaten yang layak anak," ungkap Arist. Arist juga berharap kekerasan terhadap anak di dalam keluarga juga harus di hentikan, dan seharusnya keluarga mnenjadi garda terdepan untuk melindungi anak-anak."bisa terjadi kalau kita berkomitmen bersama untuk mewujudkan kota atau kabuoten layak anak, keluaraga harus difungsikan menjadi garda terdepan melindungi anak anak, tanpa itu kolaka sulawesi tengara akan teracam perilaku perilaku kejahatan terhadap anak, ini sudah terbukti, dan sangat menakutkan, bagiamana ada seorang ayah tega menghamili putri kandungnya sendiri, menjijikan, dan ini bisa terjadi di Kolaka dan Kolaka timur kalau kita tidak memilki oomitmen itu," ujarnya. Dia juga menyatakan keprihatinanya terhadap masih tingginya angka kasusu kekerasan dan kejahatan terhadap anak di Sulawesi Tenggara. "Sulawesi Tenggara itu masuk dalam urutan 13 dari 34 propinsi untuk kasus kekerasan dan kejahatan terhadap anak, dan presentasenya sebesar 51,7 persen dari kasusu itu menodominasi kejahatan seksual, jadi memprihatinkan kalau kita melihat datanya," ujar Arist. (cr4/b)
  • Bagikan

Exit mobile version