KOLAKAPOS, Kendari--Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) di tahun 2016 diprediksi turun sebesar 0,7% bila dibandingkan dengan tahun 2015. Dimana pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi Sultra tercatat sebesar 6,9% dan pada tahun ini diperkirakan 6,2%.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sultra Dian Nugraha saat menggelar pertemuan tahunan BI Sultra. Namun menurutnya perkiraan tersebut cukup baik dimana masih berada diatas dari perkiraan pertumbuhan nasional.
"Pada 2016 ekonomi Sultra diperkirakan akan tumbuh sebesar 6,2% atau lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2015 yang tercatat 6,9%, namun perkiraan pertumbuhan ekonomi Sultra ini masih diatas dari perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan tumbuh sekitar 5,0% di tahun 2016 ini," katanya Senin Malam (5/12).
Menurutnya penyebab pertumbuhan ekonomi Sultra tahun 2016 lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun 2015 selain dari sektor pertambangan juga disebabkan dengan kebijakan pemerintah pusat yang melakukan pemangkasan anggaran.
"Selain kebijakan pertambangan bila dikaitkan dengan tahun lalu. Tahun lalu belum ada pemotongan pemangkasan anggaran beruntung kita masi punya sektor pertanian dan kelautan sehingga tumbuh cukup baik meskipun lebih rendah dari tahun lalu," sebutnya.
Namun menurutnya pada tahun 2017 pertumbuhan ekonomi Sultra akan tumbuh lebih baik diperkirakan pada kisaran 6,6-7,0%. Tentunya ditimbang dengan berbagai sektor perekonomian di Sultra.
"BI berkomitmen untuk membangun sinergi dan bekerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan di daerah sebagai mitra strategis. Sinergi dan kolaborasi antara berbagai pihak akan mendukung perekonomian Sultra untuk tumbuh lebih baik guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat," tandasnya. (K1/c/hen)
