Puluhan Jam Mati Lampu, Jaringan Internetpun tak Berfungsi
Jadi Perbincangan di Warkop-Warkop
KOLAKAPOS, Kolaka--Lengkap sudah penderitaan warga Mekongga Kolaka. Nyaris setiap hari di daerah yang dikenal sebagai penghasil Kakao ini, selalui mati lampu. Padamnya lampu tak tanggung-tanggung mencapai puluhan jam ditambah lagi jaringan internet dan Wifi sama sekali ikut tak berfungsi. Anehnya dua instansi plat merah ini yakni PLN dan Telkom tampaknya tenang –tenang saja alias cuek aja dengan kondisi yang menyebalkan masyarakat ini. Padahal kedua sektor vital ini tidak boleh sedikitpun mengalami gangguan apalagi jika mati lampu sampai puluhan jam seperti yang terjadi Kamis malam lalu , karena dikelola oleh instansi professional. Bisa jadi akibat kejadian yang tidak professional ini sering terjadi kedua bidang atau sektor vital ini yakni listrik dan Telkom dikelola oleh pihak swasta saja, dan bukan lagi oleh instansi pemerintah yakni pihak perusahaan Listrik Negara (PLN) atau Telkom . Pada akhirnya kan kerja professional yang menjadi ukuran keberhasilan suatu instansi baik swasta maupun negeri. Jika ada perusahaan pemerintah seperti PLN dan Telkom jika belakangan ini sering terjadi kesalahan fatal di bidangnya masing-masing, seperti mati lampu yang acap kali terjadi di Kolaka ini bahkan padamnya lampu itu sampai puluhan jam kadang-kadang dilanjut lagi shubuh hari, lampu selalu padam. “Ada apa ini. Genapa kerja PLN Kolaka makin tak professional. Apa karena pimpinannya yang harus diseleksu ulang, Atau memang system yang salah. Semua ini menjadi tanda Tanya di setiap benak warga Kolaka,” ujar Budi kemarin memulai membuka perbincangan di warkop Boboho Kolaka . Masyak iya, lanjut rekan disebelahnya yang berkumis tebal, katanya PLN Kolaka sudah membeli listrik dari PT. Antam sebagai cadangan, tetapi toh justru kehadiran tambahan listrik itu malah tak mampu menerangi bumi Kolaka terus menerus. Lain halnya perbincangan di Warkop KNPI Kolaka, perbincangan seru terjadi sebelum salat Jumat tiba. Setiap tamu yang dating, topic perbincangan hanyalah “ genapa di Kolaka selalu mati lampu. Tadi malam contohnya, kata Akbar salah seorang mahasiswa di salah satu kampus di Kolaka, hamper seuluh atau sebelas jam lebih mati lampu. Bukan hanya itu kebiasaan jelek mati lampu itu selalu diulang di subuh hari saat ingin memasuki salat subuh. “Mati lampu seng,” jelas salah seorang penikmati kopi dengan logat kentalnya. Maunya, lanjut penimum Kopi lainnya,, daripada orang –orang penting di Jakarta selalu bicarkan soal Siapa yang mau jadi Presiden ke Depan atau siapa yang mau jadi Bupati atau Gubernur DKI lebih baik, dua instansi pemerintah, PLN atau Telkom di evaluasi keberadaaannya. “ Kalau memang kedua instansi plat merah itu sudah bosan atau tidak menyukai lagi alias tidak untung-untung bagaimana kalau kedua instansi pemerintah itu diserahkan saja kepada pihak swasta yang mengelola, tentu jawabnya, persoalan mati atau lampu padam tidak terdengar lagi. Demikian juga soal jaringan internet yang tidak baik, selalui mengalami gangguan jaringan, inikan jika instansi yang dipercaya mengelola itu seperti Telkom lebih profesional tentunya tidak mengalami hal seperti ini. “ kata Sobri. Menurut Rasul yang juga kumpul di Warkop Dg Siraj, Instansi pemerintah yang satu ini Telkom yang mengelola sektor telekomunikasi jika diserahkan kepada pihak swasta tentu akan tidak terdengan lagi keluhan masyarakat tenta ng jaringan ngadat atau ganguang internet di dareah – daerah. Sama keinginan penikmat kopi di Kolaka dan masyarakat umumnya, jika instansi plat merah yakni PLN dan Telkom sudah jenuh mengelola persoalan kelistrikan dan telekomunikasi lebih baik pihak wakil rakyat di Jakarta buru-buru bersidang membahas penyerahan tannggungjawab bidang kelistrikan dan telekomunkasi kepada pihak swasta murni tanpa dicampuri lagi oleh pemerintah. (hennas)
Komentar