Ekspektasi Pertumbuhan Properti Tak Bisa Terlalu Tinggi
KOLAKAPOS, Jakarta--Colliers International memperkirakan pasar properti tahun ini menunjukkan tren peningkatan setelah pada 2016 menderita kelesuan. Meski demikian, ekspektasi terhadap pertumbuhan pasar properti tidak bisa terlalu tinggi. Senior Associate Director Colliers International Ferry Salanto menyatakan, faktor yang menahan laju sektor properti tahun ini adalah pasokan yang tinggi, baik untuk apartemen maupun gedung perkantoran. Di sisi lain, memang ada kebijakan pemerintah yang bisa mendorong sektor properti seperti penurunan suku bunga. Kebijakan pelonggaran loan to value (LTV) atau uang muka juga lebih efektif. Ferry mengingatkan, suku bunga memang tidak bisa seterusnya diandalkan karena ada tekanan dari dalam maupun luar negeri. Misalnya, ekspektasi inflasi dan keputusan The Fed menaikkan suku bunga. Indikasi turunnya sektor properti tahun lalu terlihat dari kenaikan harga, khususnya apartemen. Perusahaan jasa properti global itu mencatat, secara rata-rata, harga apartemen primary tahun lalu hanya naik 3,3 persen. Padahal, dalam kondisi normal, capital gain mencapai 10–15 persen per tahun. Sementara itu, pada 2015, harganya tumbuh enam persen dan pada 2014 tumbuh 14,05 persen. ’’Semestinya, kalau penjualan apartemen tinggi, pengembang akan melakukan adjustment (penyesuaian) harga. Nah, ini terlihat sebenarnya penjualan tidak terlalu tinggi pada 2016,’’ jelasnya. Dia menganggap optimisme pengembang terhadap tahun ini merupakan sesuatu yang wajar. Sebab, nilai sektor properti tidak memiliki alasan untuk turun. ’’Masih ada tanda-tanda untuk bangkit. Tapi, tidak bisa langsung signifikan,’’ katanya. Sebelumnya, memang ada kecenderungan pembeli menengah ke atas menahan pembelian. "’Bukan karena tidak punya dana, mereka sudah memiliki terlalu banyak properti,’’ ungkap Ferry. (jpnn)