Pertamina Merugi Hingga Rp 933 Miliar
KOLAKAPOS, Jakarta--PT Pertamina mengalami kerugian cukup besar karena ada 35 kali gangguan operasi di kilang sepanjang 2016 lalu. Gangguan operasional ini disebabkan karena minimnya perawatan dan servis (turn around) kilang minyak yang sudah tua. Direktur Pengolahan Pertamina, Toharso mengakui banyak kilang minyak Pertamina sering mengalami gangguan. Baru-baru ini, kilang minyak Balikpapan mogok beroperasi. Gangguan operasi ini disebabkan pembangkit pengangkut uap atau steam mengalami kerusakan. "Ada kejadian 35 kali selama 2016. Bukan hanya black out saja. Memang kilang Pertamina masih sering kena gangguan operasi," ujarnya di Jakarta. Toharso menyebut, potensi kehilangan dari 35 kali gangguan operasional atau unplamned shutdown ini mencapai USD 70 juta atau setara Rp 933 miliar (USD= Rp 13.342). Toharso menambahkan uplanned shutdown ini disebabkan kurangnya maintenance ataupun perawatan terhadap kilang-kilang minyak. Dia mencontohkan, kilang Balikpapan harusnya diservis pada 2015 lalu. Akan tetapi, pada 2016 juga tak ada maintenance terhadap kilang tersebut. "Misalnya harus diservis tahun ini maka mundur bertahun-tahun. Balikpapan ini telat satu tahun. Harusnya tahun lalu itu harus diservis. Makanya tugas kami kurangi gangguan operasi ini," katanya. Sementara itu, Wakil Direktur Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, potensial losses tersebut bukan merupakan kerugian asli perusahaan. Namun, hanya potensi kehilangan yang didapatkan Pertamina. "Kerugian ini untuk marjin kilang sendiri. Jangan disamakan dengan kerugian perusahaan," kata Bambang. (jpnn)