Kelurahan Marobo Fokus Pembangunan Kantor
KOLAKAPOS, Masamba--Kelurahan Marobo, Kecamatan Sabbang, menfokuskan pengusulan pembangunan kantor kelurahan pada acara musyawarah rencana pembangunan (Musrembang) tingkat desa/kelurahan, Senin 23 Januari di kantor Lurah Marobo.
Musrembang ini dihadiri Camat Sabbang, Nuralim, dari PMD Pemkab Lutra serta Lurah Marobo, Imran berserta para kepala dusun. Imran mengatakan bahwa Musembang tingkat desa dan keluarahan bertujuan untuk memusyawarahkan program ditingkat desa dan kelurahan, karena itu pihaknya berharap agar apa yang menjadi hasil Musrembang di tingkat kelurahan dapat menjadi prioritas untuk direalisasikan pada APBD berikutnya.
“Kita ketahui bahwa saat ini kelurahan dalam OPD adalah bagian dari kecamatan, karena itu penggarannya juga hanya fokus pada biaya opersional, tidak seperti desa, mereka memiliki dana desa yang otonom yang dapat mereka gunakan untuk pembanguna desa dengan anggaran dana desa yang cukup besar menghampiri Rp1 miliar,” katanya.
Artinya, lanjut dia, berharap hasil Musrembang kelurahan ini terutama dalam program pekerjaan fisik dapat menjadi skala prioritas dibanding dengan desa.
Terkait dengan program kedepan, Kelurahan Marobo lebih fokus pada pembangunan Kantor Kelurahan. Pasalnya, kantor yang saat ini adalah peninggalan Desa Marobo yang sudah tidak lagi layak. “Karena itu kami mengusulkan program pembangunan kantor Lurah.
Selain itu kami juga mengusulkan beberapa program seperti pembangunan jembatan dan drainase dan pengairan,” ucapnya.
Hal senada dikatakan, Camat Sabbang, Nuralim. Menurutnya, Musrembang ini bertujuan untuk melihat apa yang menjadi skala prioritas dari setiap desa dan kelurahan yang ada di Kecmaatan Sabbang. “Kita berharap hasil Musrembang ini nantinya dapat menjadi acuan pada program Musrembang tingkat kecamatan dan kabupaten nantinya,” katanya.
Sementara itu, Andi Ancu, salah satu tokoh pemuda di Marobo, berharap apa yang ditelorkan dalam program Musremang di Kelurahan Marobo dapat direalisasikan, seperti pembangunan Kantor Kelurahan, dan meminta kepada pemerintah kabupaten agar memperhatkan kelurahan, karena sangat berbeda dengan desa.
Dimana desa memiliki dana yang sangat besar yang bersumber dari APBN dan APBD yang berjumlah hingga miliaran rupiah, sedangkan kelurahan hanya sebatas dana operasional kegaitan yang tentunya tak dapat berbuat untuk membangun kelurahannya.
“Kami juga sempat berfikir bagaimana jika kelurahan ini kita kembalikan menjadi desa, dengan dana desa yang luar biasa banyak, karena itu kami berharap pemerintah dapat memperhatikan keluarahan,” kuncinya. (palopo pos/fajar)