Nur Alam Masih Yakin Ada Perlombaan Kekuasaan

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Kendari--Gubernur Nur Alam nampaknya percaya ada kepala daerah yang mendompleng ketenaran melalui ekspos 9 tahun pembangunan pemerintahnya. Dia bahkan menyebut salah satu kepala daerah di Sultra ingin menunjukkan dirinya lebih hebat dari gubernur. "Gubernur (lakukan) ekspos, kepala daerah lain ada yang sakit perut, ada apa? Mau numpang dari hasil hasil ekspos gubernur supaya terlihat lebih jago dia dari pada gubernur. Tidak perlu seperti itu," katanya saat menyampaikan sambutan di rapat koordinasi BKD Sultra, Rabu (22/2). Nur Alam memang tidak menyebut nama kepala daerah yang dimaksudnya. Tetapi beberapa waktu sebelumnya, walikota kendari, Asrun menyebut Nur Alam tidak memiliki inovasi dalam membangun. Sehingga, beberapa peserta yang hadir dalam pertemuan itu menyimpulkan Nur Alam sedang membalas pernyataan Asrun. "Baku serangmi gubernur dengan walikota, enak kita nonton ini," ungkap seorang staf yang berada tak jauh dari wartawan. Dalam pertemuan itu, Nur Alam menjabarkan tugas pemimpin di provinsi dan kabupaten/kota. Menurutnya memimpin Provinsi beda dengan memimpin kabupaten sebab konteks kapasitas dan ruang lingkupnya sangat berbeda. "Kalau gubernur mengekspos hanya itu-itu, itu namanya bentuk konsistensi dari pada penjabaran RPJMD yang harus dilaksanakan dalam satu periode, yang pelaksanaanya bertahap dari tahun ketahun yang secara konsisten harus menunjukan perkembangan. Tahapan pelaksanaan pembangunan yang harus dilihat itu outputnya, apakah mengalami peningkatan perluasan atau tidak. Bukan hanya harus menampilkan yang baru tetapi yang baru Itu justru punya orang," katanya. Karenanya kata Nur Alam, jika ingin mengkritik konsep pembangunan Pemprov, kepala daerah harus memiliki dan dan fakta yang valid terlebih dahulu. "Kalau tidak mengikuti secara cermat eksposnya orang (ekspos 9 tahun Nur Alam-Saleh Lasata, red), jangan mengikut dari luar, jangan-jangan dapat informasi dari bawahan yang sekedar menyenangkan pimpinan memberikan informasi yang salah. Silahkan buka video dari hasil ekspos yang saya lakukan," ketusnya. Mantan ketua PAN Sultra tiga periode ini meyakinkan, pelaksanaan pemerintahan di Indonesia tidak dilakukan secara sendiri. Skan tetapi semua dilaksanakan secara bersama walaupun secara berjenjang terdiri dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota. ketiga elemen tersebut ujarnya bersama-sama melaksanakan tugas yang menjadi otoritasnya. "Jadi masing-masing ada yang sifatnya bekerja sama koordinasi ada yang namanya penggabungan kerja sama pelaksanan anggaran. Jangan ada daerah yang merasa "saya punya wilayah ini, jangan ko ganggu" dan siapapun yang bekerja disini harus mengklaim pekerjaannya, tidak !," sebutnya. Olehnya itu dirinya mengklarifikasi terkait dengan kritikan yang dilakukan oleh kepala daerah melalui media beberapa hari lalu. "Jadi Perlu saya kemukakan kepada saudara-saudara untuk mengklarifikasi apa yang dimaksud di dalam sorotan media yang dikemukakan oleh salah satu oknum kepala daerah di provinsi ini. Apa merasa senang dinastinya baru saja memenangkan pilkada. Apa sudah terlalu takabur segera ingin menggantikan saya sebagai gubernur, tunggu waktunya. Kita Perlu pemimpin yang berjiwa besar yang bisa mengayomi seluruh elemen di provinsi ini. Jadi saudara saudara harus bisa pahami," tandasnya. (k1/b)
  • Bagikan

Exit mobile version