Puluhan Tahun Hidupi Keluarga dengan Hasil Gula Aren

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Kolaka--Seorang bapak di desa Tikonu, kecamatan Wundulako, puluhan tahun menggeluti pekerjaan sebagai pembuat gula merah, dari getah pohon aren untuk membiayai keluarganya. Usaha produski gula merah dari getah pohon aren, digelutinya sejak masih berumur 16 tahun, yang hingga kini telah memiliki lima orang anak. Bio Rodi (56), warga lingkungan I, desa Tikuno, kecamatan wundulako menjelaskan, usaha pembuatan gula merah dari getah pohon aren, merupakan warisan sang kakek yang ia teruskan sejak usianya masih berumur 16 tahun. "Awalnya dari kakek saya, jadi sejak kecil saya diajari membuat gula merah, sampai sekarang sudah menikah dan mempunyai lima orang anak, ini terus ji saya kerja," ungkapnya. Pasangan Ernawati ini mengatakan, meski usiannya sudah tua dan tidak ada pilihan lain, selain melanjutkan usaha produksi gula merah dari getah pohon aren, yang diwariskan oleh mendiang sang kakek, dirinya enggan meninggalkan pekerjaan tersebut yang telah menghidupinya selama puluhan tahun bersama istri dan kelima anaknya. "Biasa kalau saya sakit, kadang anak saya yang gantikan pergi olah getah pohon aren, kemudian dimasak jadi gula merah. Jadi anak saya juga saat ini mulai belajar memasak gula," ujarnya. Dalam sehari lanjut Rodi, dirinya hanya mampu memproduksi satu hingga dua biji gula merah, dari 20 hingga 30 liter getah pohon aren. Sementara untuk memproduksi gula merah dari getah pohon aren, rodi membutuhkan waktu empat hingga enam jam memasak getah pohon aren, untuk memperoleh hasil yang maksimal. "Kalau kendala embuatan gula merah sekarang ini, karena sulitnya mendapat bahan baku untuk memproduksi gula aren, kadang saya beli pohon aren milik tetangga kebun kemudian saya olah, karena kurangnya stok bahan baku," jelasnya. Meski usaha produski gula merah di desa Tikonu, kecamatan Wundulako sudah hampir punah, namun Rodi mengaku belum ada perhatian dari pemerintah, untuk pengembangan usaha miliknya. Rodi berharap, pemerintah dapat memberikan bantuan, agar usaha pembuatan gula merah di kolaka tetap lestari. (cr1/b)
  • Bagikan

Exit mobile version