JK: Ulama dan Umara Harus Berdampingan
KOLAKAPOS, Jakarta--Wakil Presiden Jusuf Kalla menerima kunjungan ulama Luwu Raya. Mereka dijamu khusus, Rabu 10 Mei 2017, di istana wakil presiden. Selain mempererat tali silaturahmi sesama warga Sulsel, para ulama mendapat nasehat keagamaan yang penting dari JK. Dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, ulama dan umara harus selalu berdampingan.
Sejumlah tokoh dan ulama Luwu Raya mendapat jadwal khusus untuk bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta.
Wapres tampak mengenakan baju batik. Begitu juga dengan para ulama dan datu Luwu kompak dengan baju batik. Kecuali Syarifuddin Daud mengenakan stelan kemeja baju putih dan H Jabani mengenakan stelan baju safari warna abu-abu.
Pertemuan berlangsung selama kurang lebih 30 menit.
Wapres JK didampingi Alwi Hamu, staf khusus wakil presiden bidang umum, kepala sekretariat, dan para deputi wakil presiden.
Selain para ulama Luwu Raya, ada juga Datu Luwu Andi Maradang Mackulau Opu To Bau. Dari ulama hadir KH Jabani, Syarifuddin Daud, ketua MUI Palopo, Harla Ratda, dan tokoh lainnya.
Di hadapan datu Luwu dan ulama, Wapres JK meminta kedatuan Luwu untuk berperan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Kalau ada masalah selesai dengan baik dan duduk bersama. ”Ulama dan umara harus berdampingan untuk kebaikan negeri ini. Kebaikan di daerah dan Luwu Raya pada umumnya,” ucap JK seperti yang ditirukan Datu Luwu Andi Maradang Mackulau, kepada Palopo Pos, Kamis 11 Mei 2017, kemarin.
Lanjutnya, fungsi kedatuan sebagai ketahanan bangsa. ”Kedatuan harus berperan di sini. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” tambahnya.
Datu Luwu Andi Maradang Mackulau Opu To Bau sendiri sangat bahagia mendapat wejangan langsung dari Wapres Jusuf Kalla. Kepada Palopo Pos, Datu Luwu menjelaskan jika pertemuan yang singkat tersebut memang membahas sejumlah poin.
Di antaranya bagaimana peran serta dari Kedatuan Luwu ini dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. “Fungsinya sebagai ketahanan bangsa itu diakui Pak Wapres JK,” kata datu Luwu, Kamis 11 Mei 2017.
Selain itu, lanjutnya, poin penting dari pertemuan adalah meminta saran dan pendapat dari Wakil Presiden Jusuf Kalla agar para ulama dan umara di Kota Palopo bisa bergandengan tangan.
Wapres JK kemudian berpesan supaya ulama dan umara harus berdampingan. Kalau ada masalah, JK minta supaya kedua belah pihak sebaiknya bertemu dan duduk bersama.
Untuk diketahui, masalah yang terjadi saat ini adalah permasalahan sengketa tanah wakaf yang berlokasi di sekitar Masjid Agung Luwu-Palopo, antara Pemkot Palopo dengan Yayasan Masjid Agung Luwu Palopo.
Atas arahan Wapres JK, lanjut Datu Luwu, sebaiknya kedua belah pihak saling bertemu dan duduk. “Saya sepakat perlu memang antara kedua belah pihak bicara. Duduk bicara mengenai permasalahan berdua. Baik ulama dan umara seharusnya berdampingan untuk kebaikan negeri,” ujar datu Luwu.
Dengan adanya dukungan dari Wakil Presiden, Kedatuan Luwu sebagai lembaga adat tertinggi di Luwu Raya pun akan memediasi keduanya. “Karena saya juga banyak kegiatan, Insya Allah setelah lebaran idul fitri bisa dijadwalkan mediasinya,” ujar datu Luwu. (idr/ary)