Pertumbuhan Ekonomi Sultra, Peringkat ke 2 Indonesia
KOLAKAPOS, Kendari--Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara (Sultra) pada triwulan I, 2017 tercatat sebesar 8,4 % mengalami akselerasi dibandingkan dengan tri wulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,6%. Ini menempatkan Sultra diperingkat ke dua dari pertumbuhan daerah lainnya di Indonesia. Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sultra, Minot Purwahono, Rabu (24/5).
Menurutnya pada sisi penawaran akselerasi tersebut didodorong oleh akselerasi pertumbuhan Investasi, konsumsi rumah, dan konsumsi pemerintah. sementara dari sisi penawaran peningkatan kinerja lapangan pertambangan dan penggalian serta lapangan usaha konstruksi merupakan penyebab utama terjadinya percepatan laju pertumbuhan.
" Memperhatikan berbagai indikator dan perkembangan terkini pada tahun 2017 perekonomian Sultra diperkirakan dapat tumbuh lebih tinggi lagi dengan baseline sebesar 8,3% sampai dengan 8,7% perkiraan pertemuan ekonomi tersebut searah dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi nasional dan dunia yang juga diperkirakan mengalami peningkatan. Beberapa asumsi yang menjadi pendorong perekonomian Sulawesi Tenggara Tahun 2017 adalah peningkatan kinerja pada lapangan usaha utama peningkatan konsumsi rumah tangga peningkatan realisasi investasi dan peningkatan ekspor komunitas utama," katanya.
Sementara itu inflasi Sultra sampai dengan bulan April 2017 tercatat sebesar 0,603% atau secara tahunan sebesar 2,64% tekanan inflasi pada awal tahun sebagian besar berasal dari sisi kelompok komunitas administered seiring dengan kebijakan pemerintah di bidang energi khususnya tarif tenaga listrik sementara itu tekanan inflasi pada kelompok volatile food dan inflasi inti pada awal tahun 2017 relatif terkenal yg seiring terjaganya pasukan di pasar.
"Untuk mengantisipasi kenaikan harga menjelang Ramadhan TPID akan meningkatkan intensitas pemantauan harga dan melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait untuk memastikan ketersediaan komoditas strategis dan mengurangi tekanan harga di pasar upaya lain yang akan ditempuh untuk mencegah spekulasi harga yakni dengan menggelar pasar murah baik dari tingkat provinsi maupun kabupaten kota dan menghimbau masyarakat untuk melakukan konsumsi secara wajar pada Bulan Ramadhan," Sebutnya.
Disebutkan, memasuki triwulan 1 2017 kinerja perbankan Sultra mengalami perlambatan tercermin dari penurunan aset dan penyaluran kredit pada bank umum. Aset bank umum di Sultra posisi Maret 2017 tercatat sebesar Rp 22,9 triliun tumbuh sebesar 5,308% atau lebih rendah dari pertumbuhan pada akhir tahun 2016 yang tercatat sebesar 13,09%. hal yang sama juga terjadi pada penyaluran kredit pada posisi Maret 2017 yang melambat sebesar 11,2% dengan outstanding kredit berjumlah Rp 18,8 triliun meski demikian nilai penyaluran kredit pada bulan Maret 2017 tercatat lebih besar dibandingkan akhir Desember 2016 terbesar Rp 18,3 triliun.
"Menyikapi hal tersebut kpw Bi Sultra akan terus berkoordinasi dan bersinergi dengan pemerintah dan stakeholder dalam rangka peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan upaya pengendalian inflasi daerah," tandasnya (k1/b/hen)