Anggaran Desa Walay Difokuskan Pembangunan Jembatan Gantung
KOLAKAPOS, Unaaha--Peningkatan sarana dan prasarana desa Walay, Kecamatan Abuki, terus ditingkatkan. Jika tahun lalu pemerintah desa Walay lebih menitikberatkan pada kegiatan pengembangan dan perbaikan jalan usaha tani warga dan pemberdayaan Bumdes Sinar Walay, maka tidak jauh beda dengan tahun sekarang, hanya saja anggaran tahun ini banyak difokuskan pada pembuatan jembatan gantung untuk infrastruktur dan penambahan modal usaha Bumdes.
Sejatinya, pengusulan pembuatan jembatan gantung yang menghubungkan ke lahan pertanian warga dengan luas lahan sekitar 100 hektar ini sudah lama diharapkan warga, hanya saja usulan-usulan itu selalu kandas karena masih minimnya anggaran Dana Desa di tahun sebelumnya. Mengingat tiap tahun anggaran desa ini bertambah, maka pemerintah desa Walay berencana akan membangun apa yang menjadi usulan warga Walay tersebut.
Kepala Desa Walay Abidin, mengaku akan mengakomodir apa yang menjadi aspirasi masyarakatnya, salah satunya permintaan pembangunan jembatan, namun menurut Abidin pelaksanaan pekerjaanya tidak akan dilakukan sekaligus anggarannya.
"Rencananya kita akan buatkan jembatan gantung di kali Lahumbuti. Kalo besar anggaranya sekitar Rp300 sampai Rp400 juta, jadi untuk membangun jembatan kita akan lakukan secara bertahap, karena masih ada kegiatan lain yang akan dilaksanakan sesuai RPJMDes," katanya.
Abidin melanjutkan, untuk pencairan tahun ini, ada beberapa agenda kegiatan yang akan dilaksanakan salah satunya jembatan itu. Yang lebih menguntungkan lagi dari pembangunan jembatan, masyarakat desa Walay akan diberdayakan saat pembangunannya.
"Kita berdayakan masyarakat desa dalam pembangunanya, kita di desa Walay banyak yang memiliki sumber daya dalam hal pertukangan dan perbengkelan (las, red) jadi untuk mengerjakan ini (jembatan, red) kita akan gunakan warga desa saja yang memiliki keterampilan dan pengalaman dalam pembuatan jembatan," tuturnya.
Untuk saat ini, warga yang memiliki lahan pertanian dan perkebunan di seberang sungai jika ingin melintas ke lahan mereka, warga masih menggunakan rakit bambu atau pincara, namun saat musim hujan seperti sekarang ini rakit bambu yang dibuat secara gotong royong oleh warga tidak dapat digunakan, karena ketinggian air di atas standar bendung Walay.
"Seperti saat ini (hujan, red) rakit yang dibuat warga tidak bisa digunakan karena ketinggian air yang sudah besar, jadi kalau kita buat jembatan gantung biar air besar warga masih bisa melintas," Tandasnya. (m4)