Harga Garam Belum Stabil
KOLAKAPOS, Lasusua--Kenaikan harga garam secara nasional nampaknya juga ikut berdampak di Bumi Patampanua. Harga garam yang biasanya dijual dengan harga Rp1000 perbungkusnya kini mencapai Rp2.500 perbungkusnya.
Seperti yang dikatakan Hariani salah satu pedagang di Pasar Sentral Lacaria Lasusua, Kolaka Utara. "Harga garam di Kolaka Utara mulai berangsur naik yakni kenaikannya bertahap dengan harga awal Rp1000 perbungkus kemudian naik Rp5.000 tiga bungkus dan saat ini harga mencapai Rp.5.000 per Dua bungkusnya. Mulai sudah lebaran harga garam itu sudah naik," ujarnya.
Pasokan garam kata dia, disuplai dari Sulawesi Selatan (Sulsel) dan penyebab kenaikan harga garam ini disebabkan kurangnya pasokan garam akibat musim hujan yang berkepanjangan. "Kalau kenaikan harga karena sekarang ini hujan terus jadi garam tidak jadi, kalau kurang garam pasti harganya mahal," terangnya.
Selain harga garam kata Hariani, harga telur ayam broiler, sayur-sayuran, bawang merah, cabe, cabe rawit dan tomat saat ini juga mengalami kenaikan harga. Pasalnya selama ini pasokan sayur berasal dari wilayah Kolaka Utara sendiri, namun saat ini sayur-mayur terpaksa dipasok dari kabupaten Enrekang, Sulsel, menjadi salah satu penyebab kenaikan harga.
"Harga telur broiler dari Rp37.000 naik hingga Rp42.000 perraknya, sayur-sayuran seperti kol dari harga Rp5.000 naik menjadi Rp10.000 perkilonya, cabe dari harga Rp30.000 naik menjadi Rp40.000 perkilonya, cabe rawit dari harga Rp50.000 naik Rp60.000 perkilonya, cabe kriting Rp25.000 naik menjadi Rp35.000 perkilonya, tomat Rp15.000 naik Rp20.000 perkilonya dan bawang merah Rp25.000 naik menjadi Rp35.000 perkilonya. Kalau bawang ini diprediksi mau lagi naik harga karena sekarang hujan terus," tandasnya.
Sementara itu, salah satu ibu rumah tangga Ida menyatakan, selama menjelang lebaran hingga sekarang harga terus saja naik, sehingga kebutuhan rumah tangga bertambah. "Kalau biasanya kita ke pasar bawa uang Rp100.000 sudah bisa beli ikan, sayur-sayuran dan bumbu-bumbu lain, tapi sekarang uang itu tidak cukup lagi, biar mahal terpaksa kita beli karena itu kebutuhan rumah tangga," tandasnya. (cr2/b)