Dorong Sektor Pertanian Berkembang

  • Bagikan
Warga menyortir jagung hasil panen di Patean, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (26/2). Kementerian Pertanian menargetkan produksi jagung sebanyak 20 juta ton pada 2015 atau meningkat dibandingkan pencapaian 2014 sebanyak 19,3 juta ton. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/Rei/Spt/15.
KOLAKAPOS, Andoolo--Untuk meningkatkan swasembada pangan jagung nasional dan peningkatan pendapatan dan Kesejahteraan petani menuju Desa Maju Konsel Hebat, Bupati Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Surunuddin Dangga mencanangkan penanaman jagung hibrida. Dalam sambutannya, Surunuddin Dangga mengapresiasi pelaksanaan program terobosan Dinas Pertanian Konsel, bersinergi dengan Dinas Pertanian Provinsi dalam bentuk pengadaan dan penyaluran bibit jagung. Ia juga berharap program ini stimulan awal dan dilaksanakan oleh seluruh Desa yang ada di wilayah itu. "Ada 3 hal prioritas program Pemda yang sedang digalakkan, pertama pengentasan kemiskinan, tidak ada lagi perumahan kumuh, kedua pendapatan masyarakat harus naik dengan cara bersinergi dengan Pemda, melihat semua potensi usaha-usaha yang ada di desa, dan memiliki nilai ekonomi seperti bidang pertanian maupun peternakan," jelasnya. Untuk itu, pihaknya lanjut dia meminta para Kades, Lurah, Camat dan SKPD jangan hanya berharap proyek dari pusat, lebih baik serius mendorong dan mengurus usaha pertanian ini seperti tanam jagung. Dengan memikirkan dan menyiapkan bibit maupun pupuknya, serta melihat jika ada sawah yang kering atau lahan tidur lainnya agar segera tanami jagung, karena lebih jelas nilai ekonominya kedepan. "Tidak usah khawatir masalah paskah panennya, sudah ada pembelinya karena Pemda Konsel sudah melakukan MoU pembelian hasil panen dengan pihak Bulog, disaksikan Kementan dengan harga pembelian minimum Rp. 3.150/kg, tapi jika ada harga yang lebih tinggi tidak menutup kemungkinan akan dijual ke tempat lain," ungkap mantan Ketua DPRD konsel tersebut. Yang Ketiga kata Surunuddin, program integrasi ini harus bersinergi dengan program peternakan sapi, agar kelompok tani juga membuat kelompok peternakan sendiri karena Konsel sudah ditetapkan pusat bibit sapi secara nasional dan telah diasuransikan, apalagi semua hasil pertanian yang tersisa setelah panen akan menjadi pakan sapi seperti jerami, kulit, daun, batang jagung serta tebu, dan yang terpenting kotoran dari sapi bisa menjadi pupuk organik yang bisa di manfaatkan untuk pertanian. "Jadi semuanya saling berhubungan dan tidak ada yang terbuang percuma, yang tentunya memiliki tambahan nilai ekonomi dan menguntungkan petani dan peternak sehingga terwujudnya masyarakat Konsel yang sejahtera dan terbentuknya Desa Maju Konsel Hebat," terangnya. Surunuddin berharap kepada para penyuluh, Babinsa, Kades, Lurah Dan Camat untuk membantu dan mengontrol para petani dan peternak dalam meningkatkan hasil pertanian dan peternakan mereka baik jagung, padi, sapi maupun lainnya. dalam rangka meningkatkan penghasilan mereka serta mendukung swasembada pangan baik lokal maupun nasional sesuai harapan masyarakat dan Pemerintah setempat. Sementara itu Kadis Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Akbar mengatakan, Konsel masih memiliki potensi lahan kering yang bisa ditanam jagung hibrida dengan luas kurang lebih 25 ribu ha, ditambah lahan tadah hujan sekali tanam seluas 6.307 ha. "Program tanam jagung ini awalnya diproyeksikan oleh Mentan seluas 20 ribu ha, sewaktu pencanangan sapi pedet yang lalu tapi karena terbatasnya anggaran, Kementerian hanya memberikan bantuan benih 130 Ton kepada Pemkab Konsel, dan hanya bisa ditanam 8.600 ha, yang tersebar di beberapa Kecamatan, diantaranya Kecamatan Palangga," bebernya. Selain itu juga, kata dia penanaman jagung ini dilakukan dengan metode Tanpa Olah Tani (TOT) dan memberikan contoh kepada petani, bahwa tanam jagung tidak perlu diolah dengan menghemat biaya karena sudah ada sisa pupuk resin didalam tanah yg masih bisa digunakan. "Program tanam jagung ini diharapkan menjadi ikon untuk Konsel, karena untuk padi produktifitasnya rata-rata 4,5 Ton/ha dari luas tanam 30 ribu ha dan dianggap sudah normal dan tidak pernah putus ketika tiba saat tanam, dan tahun ini luas areal tanam padi bertambah 20 persen, karena ada keuntungan saat musim hujan, lahan kering di tanami Padi tapi akan turun ketika musim kemarau," tutup Akbar. (k5/b)
  • Bagikan

Exit mobile version