Dua Jalan Tol akan Hadir di Makassar

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Makassar--Kemacetan di sejumlah ruas jalan dalam Kota Makassar mengharuskan pemerintah melakukan rekayasa lalu lintas. Selain memikirkan strategi pengaturan arus lalu lintas, jalan-jalan alternatif pemecah kemacetan juga sudah harus hadir. Sekadar diketahui, kapasitas kendaraan yang melewati jalan-jalan utama di Makassar sudah melebihi 60 ribu, baik itu roda dua maupun roda empat. Sementara untuk menghadirkan jalan tol, acuannya sebuah kawasan dilalui minimal 25 ribu kendaraan per hari. Menjawab persoalan itu, rencananya ada beberapa agenda perencanaan yang saat ini sementara dilakukan untuk menambah jalan tol. Dua diantaranya, akan segera direalisasikan yakni tol dalam kota dan tol Makassar-Maros. Kepala Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Sulsel, Amin Yakub menjelaskan, menurut rencana, dua proyek tol itu akan di-groud breaking atau dilakukan peletakan batu pertama pada 12 Oktober mendatang. Dia memberi bocoran, ground breaking akan dilakukan di samping Tol Reformasi, dekat Gedung Keuangan Negara. “Momen ground breaking dilakukan dalam rangka HUT Sulsel ke-348. Kehadiran dua jalan tol baru itu diharapkan mengurai bottleneck (kemacetan karena penyempitan jalur),” ungkap Amin Yakub. Dua proyek jalan tol ini, lanjut Amin, sepenuhnya dibangun pihak swasta, dalam hal ini, Nusantara Infrastructure. Pemerintah dalam hal ini Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) KemenPU Pera sudah memberi lampu hijau atau mengeluarkan ijin pembanguan dua tol baru tersebut. Khusus untuk tol dalam kota, merupakan usulan Gubernur dan Wali Kota Makassar. Jalan ini direncanakan melintang di atas fly over dari Tol Reformasi ke ujung Pettarani sepanjang 4,3 kilometer untuk tahap awal. Kemudian akan dilanjutkan ke perbatasan Gowa sehingga panjangnya sekira 12 kilometer totalnya. “Untuk proyek tol Makassar-Maros, panjangnya 14 kilometer. Ini tolnya tidak melayang. Perencanaannya dari Ir Sutami menyusuri pinggiran pantai menuju kota Maros. Ini alternatif karena kawasan Underpass juga kedepan makin macet,” tutur Amin Yakub. Pembangunan dua proyek tol ini dirancang antara dua hingga tiga tahun. Tetapi kata Amin, khusus proyek tol dalam kota akan menjadi prioritas. Pihaknya menjamin tol dalam kota ini sudah bisa beroperasi 1,5 tahun. “Karena sudah sangat mendesak. Arus kendaraan di Pettarani tembus di atas 60.000 sehari,” bebernya. Selain groundbreaking dua proyek jalan tol, pada 12 Oktober nanti juga ada peresmian Underpass. Proyek ini akan diberi nama Underpass Simpang Lima Sayang. Sementara air mancurnya dinamakan air mancur Pakui. “Ini jadi kebanggaan baru untuk Sulsel,” bebernya. Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto sebelumnya menjelaskan, pembangunan tol dalam kota menguntungkan karena tak lagi dipkirkan pembebasan lahan. Proyek konstruksinya akan menggunakan sistem cantilever double decker. “Nanti tiang pancang akan ditanam di median jalan. Jadi tidak ada pembebasan lahan,” bebernya. Hanya saja lanjut, Danny sapaan akrabnya, resikonya pohon yang di median sepanjang Pettarani harus ditebang. Dan diganti dengan tanaman pohon yang tidak terlalu membutuhkan banyak sinar matahari. Pembangunan maksimal dua tahun dan sedikit mengganggu arus lalulintas. “Tol dalam kota nanti berlanjut ke area Metro Tanjung Bunga dan dibangun di atas kanal Pa’baeng-baeng,” rincinya. Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo bilang untuk investasi untuk proyek tol dalam kota ini cukup besar. Sehingga bertumpu pada swasta. Namun Pemprov menyiapkan alternatif bila proyek ini membutuhkan tambahan dana. “Proyek tol ini sudah mulai harus dibangun sebelum jabatan berakhir. Bila butuh Rp1,3 triliun, Pemprov Sulsel sebenarnya kuat karena dari sisi keuangan bisa menerbitkan obligasi hingga Rp3 triliun,” terangnya. (fajar)
  • Bagikan

Exit mobile version