Kelok Sembilan Mini Dioperasikan Tahun Depan–Menelusuri Progres Pembangunan Elevated Road Maros–Bone

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Makassar--Megaproyek infrastruktur elevated road Maros – Bone dikebut, sebelum masa jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo – Agus Arifin Nu’mang berakhir. Jalan layang yang mengadopsi konsep jalan kelok sembilan Sumatera Barat ini ditarget rampung tahun depan. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 02 Makassar I BBPJN XIII, Marlin Ramli, mengatakan, pengerjaan proyek elevated road sudah mencapai 60 persen untuk Segmen I. Pengerjaan kini fokus pada pemasangan balok girder pada bentang pier delapan dan pier sembilan. “Ini kami kejar. Sehingga nanti pada awal Oktober sudah bisa melakukan pengecoran lantai bentang pier enam, pier tujuh dan pier delapan, karena sudah mulai dilakukan pembesian,” kata Marlin, kemarin. Untuk Segmen I, kata Marlin, direncanakan mencapai 3,5 kilometer. Dengan panjang jalan melayang atau elevated sekitar 316 meter. Selain itu, ada pelebaran ruas sepanjang 2,8 kilometer. “Khusus bagian jalan layang sudah 90 persen. Estimasinya sudah rampung Desember 2017,” ujarnya. Marlin melanjutkan, proyek Segmen I ini direncanakan sudah mulus pada Juli 2018. Secara simultan, juga dikerjakan pelebaran ruas jalan sepanjang 413 meter sebelum bagian melayang dan dua kilometer sesudah jalan melayang. “Ruasnya akan diaspal sekitar tujuh meter, kemudian bahu di kiri kanan jalan masing-masing dua meter. Jadi, pelebaran jalan mencapai sebelas meter,” tambahnya. Saat ini, pihaknya juga fokus menangani pekerjaan proteksi tebing atau lereng. Ini untuk menghindari ancaman terhadap pekerjaan konstruksi. Ini menjadi pekerjaan tambahan lagi. “Proyek jalan Maros – Bone ini dibagi lima segmen dengan total 148 kilometer. Jadi, masih empat segmen lagi,” terangnya. Kepala Bidang Pembangunan dan Pengujian BBPJN XIII, Budiamin, menambahkan, proyek ini mulai dikerjakan sejak November 2015 dan mesti rampung Desember 2017. Namun, karena sejumlah kendala sehingga kontrak pengerjaannya diperpanjang. “Tantangannya termasuk penanganan tebing atau kondisi geologis. Juga pada pembebasan lahan. Jadi diperpanjang tujuh bulan. Untuk usulan Pak Gubernur soal adanya pembuatan terowongan, sementara dikaji,” ucap Budiamin. Sebelumnya, Kepala BBPJN XIII, Bastian Sihombing, mengatakan, proyek elevated dibangun untuk memperlancar arus transportasi logistik lintas tengah dan lintas timur dengan jalur Maros – Bone sebagai penghubung. “Jalur Maros – Bone kan tanjakan dan tikungan banyak, dan jalannya sempit. Ini akan mengurangi kondisi itu,” tuturnya. Lanjut Bastian, proyek ini nanti akan efektif memangkas durasi perjalanan darat Maros – Bone, dengan memperbaiki geometri jalan. Konsepnya mengadopsi jalan kelok sembilan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. “Ini bisa disebut kelok sembilan mini. Jadi waktu tempuh nanti makin cepat,” kata Amin. Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, sejumlah infrastruktur menjadi prioritas. Meskipun masa jabatannya selesai, pemerintahan selanjutnya harus mampu melanjutkan. Ia meminta agar pekerjaan jalan layang sepanjang 316 meter bisa segera rampung. Apalagi, poros Maros – Bone merupakan urat nadi perekonomian bagian tengah Sulsel. Selain itu, jalan ini menghubungkan Sulsel dengan Sulawesi Tenggara. “Desember kita harap elevatednya atau bagian melayang sudah selesai. Ini akan berlanjut sampai segmen dua dan tiga sampai Sumpang Labbu,” ungkapnya. Secara khusus, Syahrul juga meminta agar pengerjaan jalan tersebut dibuatkan terowongan sepanjang 1,7 kilometer agar tidak merusak kawasan hutan yang masuk dalam Taman Nasional Bantimurung – Bulusaraung. “Hutan diatasnya tetap ada dan bisa dinikmati, jalannya juga tetap hadir melalui terowongan,” imbuhnya. (fajar)
  • Bagikan

Exit mobile version