Dokter RS Djafar Harun Kolut Dikroyok Keluarga Pasien
KOLAKAPOS, Lasusua--Sungguh malang nasib salah satu Dokter Anastesi BLUD RS Djafar Harun Kolaka Utara. Ia harus babak belur dihajar keluarga pasien yang sedang dirawatnya.
Keluarga pasien yang juga perawat di rumah sakit plat merah itu tersinggung atas perkataan Dokter yang diduga menghina orangtuanya yang sedang sakit dengan kata kasar yang sedang sakit.
Merasa tidak terima dengan tindakan main hakim sendiri dokter mendatangi Polres Kolaka Utara untuk melaporkan kejadian penggeroyakan yang dialamainyan. Penggeroyakan itu dibenarkan Kasat Reskrim Polres Kolaka Utara AKP Muh Salaman bahwa kejadian itu terjadi pada Rabu (15/11) sekitar pukul 22.00 Wita di BLUD RS Djafar Harun.“Korban Dokter Giovanny Sigading (35) sudah memberikan keterangan dan saat ini masih penyilidikan dan meminta keterangan para saksi,”ujarnya.
Kejadian terjadi kata dia ketika keluarga pasien tengah berkumpul di rumah sakit karena keluarga pasien merasa tersinggung lantaran orangtuanya dihina. Akibatnya terjadilah pumukulan dokter Giovanny sehingga dokter yang baru mengabdi di Bumi Patampanua sekitar Enam bulan itu mengalami luka lebam .
Sementara itu dr.Syarif Nur direktur BLUD RS Djafar Harun dan Ketua IDI Kolaka Utara membenarkan adanya kejadian penggeroyokan yang dilakukan oleh kelurga pasien terhadap dokter anastesinya.
“MA adalah Pasien dokter bedah yang tengah di rawat di ruangan VIV mawar dan akan dioperasi karena penyakit tumor yang dideritanya di bagian belakang.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa dokter Gio sudah menyerahkan protaf pelaporan, namun saat perawat datang melaporkan tidak sesuai dengan runutan protaf yang dibiarkan. Akhirnya dokter gio mempertanyakan cara perawat itu memberi pelaporan sehingga terucap kata dengan terdengar keras dan kasar.
“Dokter Gio bertanya, kenapa cara melapormu begitu kau kayak orang tidak berpendidikan sudah diajar masih salah-salah melapor, kita butuh data lengkap demi keamanan pekerjaaan dan pasien, beliau menyatakan bahwa ini harus jelas, detail membutuhkan data lengkap ini yang harus rencana operasi harus perjelas orang kah, kambingkah, hewankah anjing kah Begitu bahasanya memang bahasanya keras dan kasar kedengaranya, tapi tidak dalam kerangkanya untuk menghina pasien tetapi menjelaskan pada perawat petugas yang melapor itu harus detail,”jelasnya.
Lebih lanjut dia menyatakan bahwa kemungkinan Petugas merasa bahwa dirinya telah bekerja dengan baik namun respon yang diberikan dokter sangatlah kasar. “Mungkin perawat ini mengatakan bahwa kenapa dokter memberi respon seperti itu, kami juga menjalankan tugas kenapa bahasa seperti itu, mungkin seperti itu tapi kami pahami juga karna mamanya ini adalah pasien yang akan di operasi, secara psikologis menjadi beban sehingga dalam melapor juga tidak se konsen ketika malapor pasien lain, ketika mendengar kata-kata itu analaoginya langsung menyatakan bahwa ini orang tua saya dihina,”terangnya.
Sebagai Ketua dr, Syarif sangat menyayangkan kejadian tersebut. “Jelas dari IDI tidak memebenarkan tindakan pemukulan apapun juga siapapun juga termasuk seorang dokter, apalagi terjadi dilingkup rumah sakit, dokter juga manusia biasa memiliki potensi kesalahan dan kealpaan, kalau merasa tidak puas harus melalui mekanisme karna ada aturan. Jika merasa tidak nyaman terhina lakukan upaya-upaya hukum normative tidak dengan main hakim sendiri,”tandasnya.(Cr2/b/hen)