Pedas, Harga Cabai Naik Tiga Kali Lipat
Natal dan tahun baru sudah berlalu. Namun, harga sayuran jenis cabai di Bandarlampung tak kunjung turun.
Bahkan, harganya terpantau mengalami kenaikan di awal tahun ini.
Menurut pedagang cabai di Pasar Tamin, Bandarlampung, Budhar, 42, harga cabai perlahan naik sejak November tahun lalu. Lonjakan harga tertinggi terjadi pada cabai jawa yang mencapai tiga kali lipat dari harga semula.
Jenis cabai yang biasa disebut cabai setan ini mengalami kenaikan dari Rp20 ribu per kilogram menjadi Rp60 ribu per kg.
Kemudian jenis cabai merah dari semula berada di kisaran harga Rp35 ribu menjadi Rp40 ribu per kg. Sedangkan cabai rawit dari harga Rp42 ribu menjadi Rp46 ribu per kg.
Hal serupa terjadi di Pasar Gintung. Di pasar ini, harga capai terpantau lebih tinggi. Untuk cabai merah dari Rp38 ribu per kg menjadi Rp43 ribu. Dan cabai rawit mengalami kenaikan dari Rp40 ribu per kg menjadi Rp50 ribu.
’’Kenaikan harga berlangsung dari tahun baru. Saya ngambil barang dari Gisting. Tadinya ya harga standar, tetapi naik terus setelah tahun baru. Katanya karena barangnya kosong,” ujar Eva Susanti, 25, pedagang sayur dan sembako di Pasar Gintung.
Tak hanya cabai, beras pun mengalami kenaikan harga signifikan. Harga beras di Pasar Tamin mencapai Rp13 ribu per Kg dari semula Rp10 ribu per Kg. Kenaikan harga berlangsung sejak awal Desember 2017, dan tak kunjung turun hingga kemarin.
’’Ngambil berasnya di Pringsewu. Memang dari Desember sudah naik, tapi sudah pertengahan Januari belum juga turun,” ujar Eva Zahara, 40, pedagang sembako di Pasar Tamin. Di Pasar Gintung, harga beras juga mengalami kenaikan sebesar Rp3 ribu per Kg, dari semula Rp10 ribu menjadi Rp13 ribu per Kg.
Meski demikian, kenaikan harga tak membuat konsumen surut untuk membeli dua komoditas ini. Seperti Dewi Sartika, 35, yang tetap membeli cabai meskipun harga melonjak.
’’Cabai itu kaya garam, harus ada di rumah. Kan orang rumah suka masakan pedas, mau tidak mau ya harus beli. Apalagi beras. Nggak mungkin harus diganti sama roti, orang kita bukan bule,” ujarnya.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan Lampung Ofrial, kenaikan cenderung diakibatkan musim penghujan yang membuat petani gagal panen. Sehingga otomatis jumlah hasil produksi menurun.
’’Kita juga lagi lakukan operasi pasar (OP). Kalau untuk kenaikan harga cabai bisa karena hujan, jadi hasil panen kurang baik,” tandasnya. (jpnn)