Subsidi BRT Masih Berpolemik

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Makassar - Rencana penarikan sebanyak 20 unit Bus Rapid Transit (BRT) Mamminasata menimbulkan polemik antara pihak Damri dan Pemprov Sulsel. Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo mengaku sejauh ini pihak Perum Damri belum melaporkan rencana tersebut. “Saya sampai sekarang belum terima suratnya. Susah juga ngomongnya kalau tidak pernah ketemu sama saya, tidak ada penyampaiannya resmi lewat persuratan,” kata Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, di Kantor Gubernur. Kata Syahrul, BRT masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Terkait kerugian yang dialami Damri, merupakan hal yang wajar sebab itu untuk kepentingan rakyat. “Rugipun untuk kepentingan rakyat juga tidak apa apa, kita harus bisa. Soal subsidi yang diminta Damri, mana suratnya? Tidak ada. Tidak perlu untung kalau untuk rakyat. Dinasnya juga tidak pernah ngomong,” tegasnya. Sementara itu, General Manager Perum Damri, Ilyas Hariyanto mengakui hingga saat ini belum ada informasi lagi soal rencana penarikan bus BRT dari kantor pusat Damri. Terkait kerugian dan rencana permintaan subsidi ke Pemprov Sulsel, menurutnya sudah disampaikan. “Sudah dikonfirmasi kok ke Pemprov,” singkatnya. Sebelumnya, pihak Damri membeberkan jika kerugian BRT sendiri dimulai terasa sejak tahun 2017 lalu sebab kurangnya minat masyarakat Makassar menggunakan angkutan tersebut. Ilyas mengungkapkan pihak Damri terus merugi dimana pemasukan perhari sekitar Rp2,7 juta, sementara biaya operasional lebih dari Rp3 juta. Selain itu, pihaknya juga harus mengeluarkan gaji supir dan kondektur bahan bakar armada. (bkm/fajar)
  • Bagikan

Exit mobile version