Sedikbud Prov Sultra Drs. Lasidale M.Si : Siswa tidak Lunasi Uang Komite Tetap Harus Ikuti Kegiatan
KOLAKAPOS, Kendari--Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra),Drs. Lasidale, M.Si mengatakan bahwa simulasi yang merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk menguji para siswa menggunakan jaringan Komputer untuk menghadapai ujian nasional berbasis komputer (UNBK).
Terkait ada sekolah yang tidak akan mengikut sertakan siswanya karena belum melunasi komitenya maka pihaknya berharap agar sekiranya bisa diberi kesempatan untuk mengikuti kegiatan tersebut.
“Dan komite yang tidak bisa bayar karena mereka tidak mampu yang begitu khan, iya sebaiknya kita kasih kesempatan,”sarannya.
Lebih lanjut Ia menjelaskan jika pada dasarnya komite tidak dilarang sepanjang memenuhi prosedur yang ditetapkan permendikbud nomor 75 tahun 2016 dan melalui rapat komite dengan para orang tua siswa dan telah menjadi kesepakatan bersama.
“Sebenarnya komite ini sukarela sesuai kemampuannya orang tua siswa dan begini kalau berdasarkan kesepakatan masyarakat melalui rapat walaupun ditentukan jumlahnya itu namanya bukan dipatok,”jelasnya.
Hanya saja, kata Sekdis mungkin para orang tua siswa yang tidak hadir saat di undang untuk rapat komite tidak hadir sehingga belakangan keberatan dengan penetapan komite.
“Itu dia tidak ikut rapat dipanggil rapat dia tidak ikut iya khan, belakangan dia keberatan, jadi itu yang mematok sudah dirapatkan sekolah bukan sekolah yang mematok tapi masyarakat sendiri,”katanya.
Terkecuali Untuk sekolah sekolah yang menerapkan siswanya agar memiliki laptop seharusnya sekolah tidak menerapkan cara tersebut tapi pihak sekolah bisa bekerja sama dengan sekolah yang memiliki sarana komputer dan tidak memaksakan kepada siswanya yang tidak mampu
“Tidak bisa begitu, itu bisa kita gunakan alat-alat atau sarana dan prasarana yang ada di sekolah lain sehingga sekolah itu sudah atur secara lokal dimana sekolah tersebut bisa bergabung atau usaha sendiri, khan sudah ada syaratnya kalau tidak ada tidak usah dipaksakan jadi sekolah tetap berupaya untuk bagaimana menangani hal itu,”imbaunya.
Yang jelas kata Sekdis, semua siswa tetap akan mengikuti UNBK jika tiba waktunya telah tiba dan tidak di benarkan siswa tidak mampu akan dipaksakan untuk memiliki laptop ketika akan mengikuti ujian UNBK.
“Yang jelas semua siswa tetap ujian UNBK pada saatnya dan tidak berlaku cara itu ketika itu ujian UNBK itu harus diupayakan. jadi jika sekolah yang tidak mencukupi komputernya maka pihak sekolah yang harus berusaha iya jelas seperti begitu bisa meminjam dari sekolah yang satu ke sekolah yang lain tidak harus ditekankan kepada siswa tidak harus begitu bagaimana kalau orang tidak mampu, mau beli komputer laptop bagaimana kecuali siswa yang mampu,”terang Sekdis.(k10/b/hen)