Pj Gubernur : Pembangunan Smelter Berdampak Positif bagi Masyarakat
KOLAKAPOS, Kendari--Pj.Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara Teguh Setyabudi mengatakan pembangunan smelter oleh salah satu perusahaan pertambangan di Kabupaten Konawe Selatan akan memberi dampak positif bagi masyarakat setempat.
"Saya sampaikan apresiasi kepada PT Bintang Smelter Indonesia (BSI) yang telah mempresentasikan proses pembangunanya yang sudah mencapai 90 persen, dan ini menunjukan bahwa perusahan itu benar-benar serius," kata Teguh saat melakukan kunjungan di areal pembangunan smelter di Kecamatan Tinaggea Kabupaten Konawe Selatan, Kamis.
Kata Pj gubernur, tentunya keberadaan pabrik smelter ini nantinya dapat membawa dampak positif kepada masyarakat, terutama membuka lapangan kerja bagi masyarakat Konawe Selatan dan Sultra pada umumnya.
"Dampak positif ke depan keberadaan pabrik ini adalah masyarakat di sini yang tadinya tidak bekerja dengan hadirnya perusahaan ini mereka bisa bekerja. Pembangun semelter ini mempunyai korelasi untuk pertumbuhan ekonomi di daerah ini," Jelasnya.
Ditambahkan sejak dilantik pada 19 Februari 2018, ini merupakan kunjungan pertamanya ke perusahaan pertambangan di Sulawesi Tenggara.
"Alasan saya melakukan kunjungan ke Konawe Selatan ini karena selain jaraknya dekat dari ibu kota provinsi, kedua adalah Konsel ada beberapa perusahaan yang sudah diberi kuata ekspor. Makanya kami ingin tau seperti apa, kemudian kewajibannya seperti apa terkait membangun smelter sudah seberapa jauh progresnya," tuturnya.
Sementara itu, Bupati Konsel Surunuddin Dangga mengatakan PT BSI merupakan salah satu perusahaan di bidang pengolahan nikel yang serius membangun di Konawe Selatan sehingga, pihaknya selalu mendorong pembangunannya.
"Kami selalu mendorong karena perusahaan ini yang serius. Kalau yang lain maju mundur," kata Surunuddin yang juga politisi partai Golkar itu.
Ia menambahkan umumnya permasalahan yang terjadi di pertambangan muncul dari masyarakat, namun hal tersebut bisa teratasi.
"Biasanya ada masalah dari masyarakat yang mengeluhkan masalah debu karena jalan yang dilalui kendaran alat berat itu pasti berdampak kepada lingkungan tapi itu adalah bagian dari dinamika," bebernya.
Sementara Direktur utama BSI Harrison mengatakan nilai investasi PT BSI untuk empat unit "blast furnace" atau tempat pengolahan biji nikel sebesar 51.593.390 dolar AS.
"Proyek ini terbagi dua tahap yaitu tahap pertama adalah dua unit blast furnace sebesar 23.715.130 dolar AS dan tahap kedua senilai 27.878.260 dolar AS," tuturnya. (p/hen)