Sultra Ekspor Perdana Kepiting ke Singapura
KOLAKAPOS, Kendari -- Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) hari ini resmi mengeksplor komoditi perikanan dalam hal ini kepiting dengan menggunakan transportasi udara. Ekspor perdana ini adalah langkah awal pemerintah provinsi Sultra untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan pendapatan daerah, sehingga bisa bersaing dengan provinsi lain bahkan bisa menjadi contoh.
Pj Gubernur Teguh Setyabudi melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra Hj. Isma mengatakan, ini adalah langkah awal dalam memberikan harapan besar bagi komoditi perikanan dan pertanian daerah Sultra. Bukan hanya itu, tentunya komoditi lainnya memiliki peluang besar untuk dikembangkan. "Petani dan nelayan kita menjadi lebih semangat, dan akses pasar yang lebih luas akan meningkatkan permintaan komoditas kita," ucapnya saat memberikan sambutan ekspor perdana kepiting. Jumat, (18/05).
Ia memberikan apresiasi atas kerja samanya, seperti Pengusaha, Cargo, Bea Cukai, dan elemen terkait lainnya. Kerja sama ini jangan terlutus melainkan terus ditingkatkan, agar dapat menunjang perekonomian masyarakat Sultra.
Selain itu Isma menuturkan, volume ekspor tidak langsung mencapai 1.987,37 ton atau hanya 2 persen yang dapat dieksplor secara langsung. "Kita tentunya mengharapkan peningkatan volume eksplor langsung, sehingga dapat memberikan manfaat terhadap nilai jual yang lebih besar, pasar yang lebih luas dan sebagai brand produk daerah," ucapnya.
Dengan begitu sultra secara siginifikan tercatat sebagai penyumbang ekspor bagi indonesia dan pemerintah pusat dapat meningkatkan belanja infrastruktur bandara HaluOleo, pelabuhan, dan lainnya untuk lebih meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam yang ada di Sultra. "Kerjasama pemprov, Bea Cukai, PT Pelindo, PT Angkasa Pura, para pengusaha dan pihak lain sangat diharapkan, untuk selalu intens melakukan berbagai upaya untuk mempermudah masyarakat dalam hal menampung hasil sumber daya alamnya," urainya.
Ia menambahkan data badan pusat statistik (BPS) Sultra menunjukan volume ekspor langsung komodoti ikan, udang, kakao, dan olahannya hanya mencapai 0,16 persen dengan nilai hanya 1,19 persen dari total eksplor. Sementara volume eksplor tidak langsung komoditi ikan, udang, perkebunan, dan pertanian hanya mencapai 6,3 persen dari totak volume eksplor. "Tentunya fenomena ini sangat disayangkan, karena Sultra memiliki sumber daya perikanan dan pertanian yang besar," ujar Isma sapaan akrabnya.
Olehnya itu dengan peresmian eksplor kepiting ini menjadi semangat tersendiri para pemerintah daerah Sultra dan Kota Kendari, serta elemen lainnya untuk bahu membahu dalam mengembangkan potensi sumber daya alam yang ada di sultra. "Kita manfaatkan semua sisi, agar kedepannya bukan hanya kepiting yang dieksplor, akan tetapi komoditi lainnya," tutupnya. (P2/hen)