Harga Gabah di Koltim Menurun

  • Bagikan
 Salah satu Petani Sawah yang habis Panen. Foto Indra Kolaka Pos
KOLAKAPOS, Tirawuta -- Di bulan suci ramadhan ini, petani sawah yang ada di Kabupaten Kolaka Timur khususnya yang ada di Kecamatan Poli-pilia dan Kecamatan Ladongi, mulai memasuki masa panen padi. Meski demikian, ternyata tidak membawa keberuntungan lebih dari petani sawah. Sebab, ketika memiliki hasil yang ada, malah harga gabah yang pada wilayah itu malah mengalami penurunan. Akibatnya, para petani sawah sedikit tidak diuntungkan. Rahman (47) misalnya. Warga Kecamatan Poli-polia ini mengatakan, harga gabah yang ada saat ini mencapai sekitar Rp. 3.500 perkilo. Harga itu katanya, tidak sesuai dengan harga gabah sebelumnya, yakni mencapai Rp. 4.200 perkionya, itupun pembayarannya tidak langsung dilakukan. Melainkan harus menunggu beberapa hari baru bisa dibayarkan. "Yah lumayan rugilah pak. Kalau tahun lalu bisa untung sedikit. Tapi sekarang yah, kita ini sebagai petani, kita terima saja berapa harga yang ada. Apalagi dengan adanya cuaca saat ini yang tidak bersahabat," ungkapnya tanpa mau menyebutkan sekitar berapa kerugiannya. Selain itu katanya, dengan adanya musim hujan saat ini, membuat hasil panen malah berkurang. Dimana, pada tahun sebelumnya jika cuaca dalam keadan bagus, pihaknya bisa mencapai 60 karung gabah setiap hektarnya. "Kalau sekarang ini saya hanya bisa mendapatkan 41 karung gabah," tuturnya yang memiliki luas sawah satu hektar. Lain halnya dengan Budiman (52). Warga Kecamatan Ladongi Kelurahan Raraa ini mengaku, meskipun memperoleh hasil yang agak memuaskan dengan luas sawah setengah hektar sebayak 27 karung. Namun jumlah itu katanya, harus dibagi dua sama pemilik lahan. Sebab, dirinya hanya sebatas mengolah saja. "Yang saya dapatkan di musim ini sangatlah rugi. Sebab yang membuat kami rugi yaitu harga gabah yang turun mencapai Rp. 3.500 rupiah perkilonya. Itupun di utang. Nanti selama satu minggu baru dibayarkan," katanya. Para petani di dua Kecamatan itu tidak ada jalan lain untuk tidak menjual gabah mereka. Selain karena kebutuhan ekonomi yang tinggi saat bulan ramadan ini. Para petani juga tidak bisa menyimpan gabah mereka terlalu lama. Sebab, cuaca saat ini tidak bersahabat atau sering hujan. Karena ketika disimpan lama, pasti akan mengalami kerusakan. Selain itu, beberapa penggilingan yang ada di Kolaka Timur, tidak bisa menyangupi pembelian gabah. Karena, berdasarkan pengakuan para petani, pemilik penggilingan telah keterbatasan modal. Akibatnya, pembeli dari luar telah memanfaatkan hal ini. "Rata-rata yang datang beli saat ini dari luar Koltim. Biasanya dari Sulawesi Selatan pak. Makanya, mereka yang menetapkan harga," tutur Budiman dengan harapan pemerintah turun tangan untun menjamin kestabilan harga gabah. (p/ing)
  • Bagikan

Exit mobile version