Dua Utusan Siswa SMAN 1 Kolaka Wakili Sultra ke Tingkat Nasional

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Kolaka -- Siswa dan siswi SMAN 1 Kolaka kembali mengukir prestasi ditingkat provinsi. Pasalnya, dua utusan SMAN 1 Kolaka yakni Muhammad Safa dan Wiranda Kasim berhasil mewakili provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) diajang Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat nasional yang akan dilaksanakan di Banda Aceh pada akhir Agustus 2018 mendatang. Kepala SMAN 1 Kolaka Ustad Ahmad melalui Guru Pembimbing FLS2N Haeril mengatakan, siswa dan siswinya ini terpilih menjadi salah satu wakil provinsi untuk mengikuti lomba di tingkat nasional pada akhir Agustus 2018 mendatang, setelah meraih juara pertama dalam kategori lomba Seni Kriya atau kerajinan tangan yang dilaksanakan pada 18-19 Juli 2018 lalu di Kendari. "Alhamdulillah siswa dan siswi kami terpilih menjadi wakil Sultra dalam ajang FLS2N 2018 di tingkat nasional untuk berkompetisi dengan peserta lain yang akan diadakan di Banda Aceh akhir Agustus mendatang," ujarnya. Ia menjelaskan, berdasarkan penilaian juri Seni Kriya yang ditampilkan kedua siswanya terletak pada konsep dan pemilihan bahan, dengan mengangkat tema potensi lokal yang dimiliki daerah Sultra, sehingga kedua karya tersebut berpotensi untuk dijadikan industri kerajinan yang bisa menembus pasar. Selain itu juga, dilihat dari segi estetika. "La Ode Djagur Bolu yang merupakan juri senior seni rupa yang dimiliki Kota Kendari, memberi penilaian bahwa kedua karya tersebut terlihat artistik dan menginspirasi, hal ini sesuai dengan kriteria penilaian juri yang telah ditentukan sebelumnya," paparnya. Menurutnya, perpaduan anoa dan anggrek sorume bisa dijadikan sumber inspirasi dan konsep karya seni kriya yang dibuat. Bahkan sesuai dengan visi karya mereka selain untuk kebutuhan kompetisi, para siswa juga ingin berkontribusi untuk promosi serta pelestarian flora dan fauna endemik Sultra lewat karya seni kriya. "Kita ketahui bersama , Anoa adalah binatang khas endemik Sultra yang saat ini populasinya terancam punah. Bahkan Anggrek Sorume keberadaanya seperti hanya sebuah mitos, karena sulit ditemukan, bahkan dibeberapa tempat yang dulu habitatnya tidak pernah lagi terlihat, Salah satu penyebab keduanya terancam punah adalah eksploitasi hutan yang berlebihan ulah manusia, padahal ini adalah potensi daerah yang jika dikelola dengan baik bisa sangat tidak ternilai harganya," terangnya. Ia menambahkan, saat ini kedua siswa tersebut terus berlatih untuk mempersiapkan diri dan diberikan guru bimbing dalam menghadapi kompetisi tingkat nasional yang tentu saja ajangnya lebih kompetitif, bersaing di level yang lebih tinggi. "Dukungan moril maupun materil tentu saja mereka harapkan dari semua pihak agar tidak hanya mampu berbicara ditingkat provinsi tapi juga berbicara lebih jauh lagi di tingkat Nasional, bahkan Internasional," tandasnya. (kal)
  • Bagikan

Exit mobile version