3 Kunci Utama Jadi Sociopreneur Ala Menaker Hanif Dhakiri
KOLAKAPOS, Jakarta -- Pemerintah mendorong generasi muda untuk meniti masa depan dengan menjadi sociopreneur atau wirausaha sosial.
Sociopreneur dinilai sangat penting karena perannya mampu menopang pertumbuhan ekonomi nasional.
"Jadi, tidak hanya mengejar keuntungan bisnis,te tapi juga bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat," kata Menteri Ketenagakerjaan RI (Menaker) M. Hanif Dhakiri saat menjadi narasumber dalam acara bertajuk Sekolah Miliarder yang diselenggarakan oleh PB PMII di Jakarta.
Pada dasarnya, sociopreneur merupakan kegiatan wirausaha yang mempunyai perhatian penuh terhadap pengembangan masyarakat di lingkungannya.
Dengan demikian, mereka mampu memberdayakan masyarakat untuk menghasilkan suatu perubahan sosial yang berujung pada kesejahteraan bersama.
"Saya ingin kalian jadi agen perubahan wirausaha sosial itu," kata Hanif.
Menurut Hanif, ada beberapa hal yang harus disiapkan generasi muda untuk menjadi sociopreneur.
Pertama, motivasi kerja keras dan berbuat kebaikan. Sebab, kerja keras merupakan kunci bagi seseorang untuk mencapai kesuksesan.
"Sedangkan menjadi baik, menjadi orang yang bisa memberikan manfaatkan sebesar-besarnya kepada orang lain," terang Hanif.
Kedua, kreatif dan inovatif. Menurut Hanif, seseorang harus belajar dan bekerja di atas standar serta keluar dari zona nyaman.
"Anda harus keluar dari rutinitas. Kalau tidak, Anda akan terlalu nyaman dan pasti tidak akan kreatif," tambah Hanif.
Ketiga, responsif terhadap perubahan zaman. Perkembangan teknologi dan informasi telah memberi dampak besar terhadap perubahan model bisnis dewasa ini.
Untuk itu, wirausahawan muda harus responsif terhadap perubahan zaman agar bisnis yang dijalankan tetap relevan.
Hanif lantas mencontohkan kiprah Nokia. Menurut Hanif, kegagalan Nokia dalam persaingan pasar global saat ini bukan disebabkan oleh kesalahan dalam perecanaan bisnis.
Namun, lambatnya perusahaan tersebut dalam merespons dinamika dunia industri yang menjadi penyebab utamanya.
"Yang akan bertahan hidup bukanlah mereka yang paling kuat. Yang akan bertahan hidup bukanlah mereka yang paling pintar. Akan tetapi, yang akan bertahan hidup adalah mereka yang paling resposnsif terhadap perubahan" kata hanif mengutip gagasan Charles Darwin.
Hanif menambahkan, tantangan menjadi wirausahawan sangat besar.
Karena itu, seorang wirausahawan harus memiliki sikap pantang menyerah dan istiqamah.
"Jangan berhenti karena capai. Berhentilah karena sampai" tambah Hanif.
Dalam kesempatan itu, Hanif juga memberikan salah satu contoh bentuk dukungan pemerintah dalam mendorong tumbuhnya wirausahawan muda.
Yakni, diresmikannya innovation room di Kementerian Ketenagakerjaan RI.
Pembangunan innovation room, kata hanif, didasari oleh perkembangan teknologi dan informasi yang telah memberi pengaruh besar terhadap perubahan model bisnis berikut keterampilan yang dibutuhkan.
Oleh karena itu, innovation room tersebut diharapkan dapat menjadi sarana untuk membekali generasi muda tentang literasi digital, khususnya digital skill.
"Jadi, innovation room ini untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan digital," ujar Hanif. (jpnn)