Konawe Optimis Capai Satu Juta Ton Gabah Setahun
KOLAKAPOS, Unaaha -- Upaya pemerintah daerah (Pemda) Konawe, dalam meningkatkan hasil panen petani dengan target satu juta ton gabah dalam setahun terus di galakan. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura sebagai instansi yang terlibat didalamnya telah memiliki beberapa konsep demi menyukseskan program pemerintah saat ini.
Syahruddin Kepala dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Konawe saat di temui, mengaku telah memiliki konsep tersebut, antaranya dengan melakukan intesifikasi, optimalisasi dan ekstensifikasi.
Di jelaskanya tiga faktor inilah yang perlu di perhatikan demi mencapai satu juta ton gabah dalam setahun. Kata Dia tiap konsep itu akan saling mendukung demi tercapainya target tersebut.
Seperti intensifikasi, Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura akan memberikan penyuhan kepada petani konawe untuk meningkatkan masa tanamnya, jika saat ini umumnya masa tanam hanya dua kali setahun maka kedepan akan di tingkatkan dengan tiga kali tanam dalam setahun
" Intensifikasinya, kita akan memberikan bibit unggul, subsidi pupuk, perbaikan sarana pertanian dan pengendalian hama, untuk pupuk sendiri pemerintah pusat telah memberikan subsidi, tapi pemerintah daerah juga akan memberikan subsidi pupuk ini ke petani," Kata Syahruddin.
Untuk ekstensifikasi, lanjut Syahruddin, lahan tidur yang belum di fungsikan seperti lahan gambut, rawa, padang rumput akan di manfaatkan untuk perluasan pertanian dan lahan demikian, Sambung Syahruddin masih banyak tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Konawe.
" Hampir semua wilayah kecamatan memiliki lahan tidur untuk di ekstensifikasi, sedangkan untuk optimalisasi lahan nanti kita bekerja sama dengan masyarakat untuk di olah menjadi lahan pertanian, caranya, jika dia (Masyarakat Red) tidak punya modal untuk di olah maka kita yang kasi modal, demikian dengan pupuk, benih dan yang lain," terangnya.
Namun yang perlu di perhatikan saat ini, tambah Syahruddin yakni penggunaan bibit unggul. Karena di Akuinya, saat ini petani seakan tidak serius menggunakan bibit unggul yang di keluarkan Balai Penelitian Tanaman Pangan (BPTP)Wawotobi sehingga hasil panen petani di konawe menurun, seperti saat ini hampir rata rata hasil panen gabah perhektar mencapai 3 sampai 4,5 ton. Sementara jika menggunakan bibit unggul bisa mencapai 7-8 ton per hektar.
" Inilah yang coba kita rubah kebiasan petani kita. Jadi begini, kalau bibit yang di bantukan dari pemerintah jelas itu bibit unggul, tapi di petani itu ketika musim tanam, dia pakai benihnya sendiri yang turunanya sudah beberapa kali, sehingga hasilnya juga kurang, padahal petani kita itu tau kalau bibit unggul berlabel biru ini tersedia BPTP yang berada di wawotobi, sehingga kedepanya kita akan kembali mensosialisasikan pentingnya menggunakan bibit unggul tiap masa tanam," Ucap Syahruddin.
Jika tiga konsep ini berjalan, dengan penggunaan dan ketersediaan bibit unggul yang memadai maka konawe sebagai lumbung beras sulawesi tenggara tidak akan sulit mencapai target satu juta ton gabah setahun.
" Intinya jika ada kemauan pasti ada jalan, jadi kedepanya, petani kita ini, kita akan terus bantu dengan memberikan subsidi, jadi ketika masuk masa tanam, pemerintah daerah dan BPTP telah menyiapkan bibit unggul ini untuk di salurkan ke setiap petani. Makanya Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura telah menyepakati penanda tanganan MoU dengan BPTP untuk penyediaan bibit unggul ini," tutup Kadis.(m4)