Faktor Alam Jadi Kendala Budidaya Tanaman Jagung Di Koltim

  • Bagikan

KOLAKAPOS, Tirawuta -- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), dalam hal ini komisi II menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) solusi petani Kecamatan Loea terkait faktor alam mempengaruhi kendala penanaman jagung yang merupakan salah satu program Pemerintah, di aula rapat komisi DPRD Koltim, Rabu (26/12/).

Perwakilan petani Cakka menuturkan pada dasarnya pihaknya sangat mendukung program Pemerintah Koltim terkait penanaman jagung, hanya saja untuk Desa Woikondo agak sulit di tanami jagung karena lahan sawah berair apalagi sudah mulai musim penghujan, akibatnya jagung tidak bisa tumbuh. "Kami mohon kepada dinas terkait untuk turun melakukan survei terkait permasalahan tersebut, sehingga ada kepastian bila tidak bisa di tanami jagung kami bisa bersawah", paparnya.

Hal senada di sampaikan petani lainya Udin bahwa pada dasarnya mendukung program pemerintah hanya karena faktor sawah ada yang berair sekalipun dibuang airnya tetap saja basah, sehingga sulit ditanami jagung, belum lagi musim penghujan di bulan ini kami kewatir akan turun hujan yang lebih besar. ''Jadi harapan kami karena kondisi tanah masih basah lebih baik tanam padi, apalagi selama ini kami pernah mencoba tanam jagung di Woikondo tetap saja tumbuhya kerdil, tapi kalau di Desa lainya tumbuhnya bagus" beber.

Menanggapi keluhan petani tersebut, Kadis Pertanian Koltim Laski Paemba menjelaskan, untuk lahan - lahan sawah yang kondisinya berair tentu jangan di tanami jagung, terkecuali lahan yang kering baru di tanami jagung, seperti Lalowura dan Peatoa. Sehingga jadwal tanam jagung petani itu di Oktober, namun di bulan itu petani masih bersawah bahkan ada yang masih menanam padi, sehingga di sepakati setelah panen di bulan November dan Desember tahun ini, di Kecamatan Loea bisa di tanami jagung. "Khusus Desa Woikondo yang tidak bisa di tanami jagung sesuai keluhan petani ya jangan di paksa, tapi lahan yang tidak memungkinkan di tanami padi ya kita tanam jagung, karena di Woikondo sebagian ada yang sudah menanam jagung" ungkapnya.

Dikatakannya salah satu tujuan program ini terkait penanaman jagung adalah untuk meningkatkan kesejahteraan petani, namun kalau kondisi wilayah tidak memungkinkan jangan di paksa, dan sesuai usul dari petani untuk di survei di lapangan, hari inipun akan kami turun cek di lokasi.

Sementara itu, Sukur Adam dari Praksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang memimpin sidang mengatakan terkait keluhan petani iniuntuk Desa Lalowura dan Peatoa memang belum jadwalnya bersawah, dan lahanya kering tidak berair. ''Apa salahnya kalau petani menanam jagung, apalagi di Desa Peatoa sudah ada yang menanam. Tapi kalau di akhir - akhir Desember ini cuacanya tidak memungkinkan atau intensitas hujan tinggi, karena lahan sawah yang kena hujan itu lama keringnya, maka mau tidak mau banting stir bersawah, tapi hemat saya kita dukung program pemerintah ini, bila memang tidak bisa di tanami padi ya kita tananam jagung, yang jelas pemerintah tidak akan merugikan warganya justru ingin di sejahterakan".

Untuk Desa Woikondo kata Sukur sesuai usulan petani kita tindak lanjuti, kalau bisa kita krosecek di lapangan melihat kondisinya, apakah bisa di tanamai atau tidak. Toh nanti kalau di tanami ternyata gagal karena faktor alam nanti Dinas pertanian turun melihat dan buatkan berita acara untuk bahan laporan bahwa kondisi sebenarnya tidak bisa di tanami jagung karena faktor Alam yang tidak memungkinkan", pungkasnya.

Sampai berita ini di turunkan, pihak Dinas Pertanian bersama Anggota Komisi II DPRD Koltim bersama petani terun langsung ke lokasi untuk mengecek kondisi wilayah Desa Woikondo. (K9/b)

  • Bagikan

Exit mobile version