KOLAKAPOS, Tirawuta -- Sebagai daerah agrobisnis terbesar diwilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) pemerintah daerah Kolaka Timur (Pemda Koltim) terus melakukan inovasi dalam meningkatkan produksinya. Bupati Koltim Tony Herbiansyah mengatakan, pembangunan pertanian di Koltim dilaksanakan dalam upaya peningkatan produksi, produktifitas dan pendapatan petani dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dalam konsep pembangunan pertanian yang mandiri dan berkelanjutan. Beberapa faktor pendukung terwujudnya konsep pembangunan pertanian tersebut, yakni kesiapan SDM, tertatanya kelembagaan, berkembangnya inovasi teknologi tepat guna dan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai. Dengan demikian, pembangunan sektor pertanian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari upaya pencapaian visi Pemkab Koltim yaitu menjadikan Kolaka Timur sebagai wilayah yang unggul dan berdaya saing di bidang agrobisnis. "Data 2018, Koltim mempunyai luas sawa eksisting 14.782 Ha yang tersebar di 12 kecamatan. Dengan luas tersebut mampu memproduksi gabah kering sebesar 128.187 ton, dengan produktifitas per hekto are 46,36 Ku/Ha. Sebagai kabupaten yang memiliki sektor pertanian yang besar, Koltim perlu untuk menjaga keswasembadaan pangan sebagai prioritas penting dalam pembangunan pertanian yang berkelanjutan," ungkapnya. Peningkatan produksi tanaman pangan kata Tony, memiliki peran yang sangat strategis dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan, sementara pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat dari waktu ke waktu. "Dalam kesempatan ini, saya harapkan Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan melalui para petugas penyuluh lapangan dapat terus meningkatkan peran aktifnya dalam memotivasi petani, untuk dapat memanfaatkan teknologi tepat guna dalam upaya peningkatan produksi pertanian di Koltim,” terangnya. Dikatakannya, dalam meningkatkan ketersediaan pangan, telah dilalukan upaya-upaya kongkrit, salah satunya Demplot Aplikasi Pupuk Organik Bikonversi. Pupuk Biokonveksi adalah pupuk hayati berbahan aktif organisme hidup yang berfungsi untuk menyediakan hara tanah dan menstimulasi tersedianya hara dalam tanah bagi tanaman padi. Pupuk ini diproduksi secara organik tanpa proses maupun campuran bahan kimia dan menghasilkan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman secara kultural. “Dengan adanya penggunaan pupuk organik biokonversi ini, diharapkan dapat mengatasi permasalahan penggunaan pupuk kimia di Koltim yang dapat berdampak buruk bagi tingkat kesuburan tanah bila digunakan secara terus menerus. Selain itu, dengan adanya pupuk Biokonversi ini juga, dapat menjadi alternatif pengganti penggunaan pupuk kimia bagi masyarakat petani yang ada di Koltim," lanjutnya. Untuk diketahui dalam kegiatan ini, bupati Koltim juga berkesempatan untuk berdialog langsung dengan para kelompok tani di Kecamatan Ladongi. (m2/c)