KOLAKAPOS, Raha -- Wakil Bupati Muna Abdul Malik Ditu geram dengan dengan baliho bupati Muna Barat, LM Rajiun Tumada yang terpajang didalam kota kabupaten Muna. Sebabnya baliho tersebut dianggap memplesetkan tagline Mi Te Wuna (ayo ke Muna, red), yang ditujukan untuk kepariwisataan, menjadi aroma politik. Baliho Rajiun tersebut mencuplik Mai Te Wuna, lalu menambahkan kalimat "Amaimo Paada Ini". Jika diartikan keseluruhan, baliho tersebut bermakna "Ayo ke Muna, Saya Sudah Datang Ini,". Kalimat Amaimo Paada Ini, dikonotasikan dengan niat Rajiun untuk menyasar kursi bupati Muna.
Malik Ditu menganggap baliho Rajiun itu menciderai tagline pariwisata "Mai Te Wuna yang digagasnya bersama Bupati Muna LM Rusman Emba. Padahal tagline itu digagas untuk memajukan Muna pada sektor kepariwisataan. Karenanya, ia langsung memerintahkan Kasatpol PP untuk menurunkan baliho tersebut. "Baliho-baliho yang berbau provokatif menciptakan keresahan dimasyarakat saja. Semua akan kita turunkan saat ini juga. Muna ini ada Bupatinya ada wakil Bupatinya, ada pemerintahanya yang berdaulat. Jangan karena Bupatinya baik hati seenaknya mau provokasi masyarakat di kabupaten Muna," tegasnya
Ia juga menegaskan akan memantau baliho yang berpesan provokatif untuk segera diamankan. "Saya sudah perintahkan agar baliho ataupun reklame yang dipasang berbau provokatif yang ada di Kabupaten Muna, segera diturunkan sekarang. Mulai detik ini tidak boleh ada baliho atau reklame yang dipasang tanpa seizin Pemkab Muna. Apalagi berbau provokatif, tidak boleh dipasang," tegasnya menekankan
Terpisah, Kepala Satuan Polisi Pomong Praja (Satpol PP) Muna Edi Ridwan saat dikonfirmasi Kolaka Pos mengatakan, Ia telah menerima perintah secara lisan terkait pembongkaran reklame dan baliho yang bertuliskan provokatif terhadap masyarakat. Selanjutnya kata mantan Sekwan DPRD Muna ini, perintah tersebut akan ditindak lanjuti apabila sudah ada surat perintah pembongkarannya. "Persoalannya begini, kan tagline Mai Te Wuna itu menjadi program idola pemerintahan pak Rusman Emba-Malik Ditu (Bupati dan Wakil Bupati Muna,red). Dalam perjalanannya tidak boleh ada kata-kata seperti begitu. Ini saya lihat Mai Te Wuna, Amaimo Paada Ini. Inikan kalau kita analisa, seakan-akan memprovokasi," ujarnya.
Harusnya kata Edy Ridwan, baliho tersebut harus menggunakan kalimat bijak agar masyarakat tidak terprovokasi. "Sekarangkan belum ada pencalonan. Seharusnya mungkin biar lebih simpatik masyarakat buat tekline, Mai Te Wuna, Mari Kita Dukung. Kalau begitu apanya yang mau dipermasalahkan. Ini kalau pimpinan dan masyarakat tidak nyaman, otomatis kita harus tertibkan untuk diamankan," tegasnya. (m1)