Sudah Tujuh Bulan, Pasar Mangolo Belum Difungsikan
KOLAKAPOS, Kolaka--Tujuh bulan pasca diresmikan, Pasar Mangolo di Kecamatan Latambaga, Kabupaten Kolaka, belum menunjukkan adanya tanda-tanda aktivitas jual beli. Hal itu terlihat dari situasi pasar yang kosong tak berpenghuni. Bahkan,
karena kondisinya yang tak terawat, membuat bangunan yang bersebelahan dengan Terminal Mangolo itu bak 'rumah hantu'. Bagaimana tidak, selain terdapat banyak sarang laba-laba, di sekitar bangunan juga sudah
dipenuhi rumput liar yang membuat pemandangan makin semrawut.
Ironisnya, kendati belum difungsikan, bangunan itu sudah mengalami beberapa kerusakan. Seperti, plafon di beberapa ruas bangunan sudah nyaris terlepas. Tak hanya itu, di beberapa bagian dinding juga terdapat bercak noda kuning bekas rembesan air.
Dikonfirmasi terkait hal ini, Kepala Bidang Pengembangan dan Evaluasi Pendapatan Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (Bapenda) Kolaka, Ukkas, mengatakan sewaktu diresmikan pada 28 Februari 2019 lalu, pasar
Mangolo sempat ramai. Apalagi saat itu perayaan HUT Kolaka digelar di sana. Namun, setelah acara tersebut kondisi di pasar Mangolo berangsur sepi, bahkan sudah tak ada aktivitas hingga saat ini. "Sempat ramai saat
pelaksanaan HUT Kolaka yang dipusatkan di area pasar dan terminal. Hanya saja kembali sunyi setelah itu," ujar Ukkas, Rabu (4/9).
Menurutnya, di Pasar Mangolo terdapat 248 los, di mana masing-masing pedagang menempati 128 los tertutup dan 120 los terbuka. Para pedagang masih dibebaskan untuk biaya sewa los selama satu tahun ini. Kata Ukkas,
pemungutan biaya sewa los baru akan diberlakukan pada tahun 2020 mendatang. "Mungkin karena gratis sewa los itu yang menyebabkan pasar menjadi tidak berfungsi. Sebab pedagang tidak berpikir adanya biaya yang harus dibayar, sekalipun tidak menjual," katanya.
Kendati demikian, pihaknya tak tinggal diam melihat kondisi tersebut. Berbagai upaya dilakukan, di antaranya bakal membuat jadwal hari buka tutup pasar. Sehingga, tidak berbenturan atau bertepatan dengan pasar lainnya yang berada di dalam kota. "Kita buatkan jadwal dua kali sepekan. Tapi tidak menutup kemungkinan untuk pedagang buka tiap hari," tambahnya.
Selain itu, menjadikan Pasar Mangolo sebagai pasar khusus beberapa komoditi seperti sayur dan buah-buahan. Agar pasar ini memiliki ciri khasnya sendiri, sehingga bisa menarik perhatian dan minat pembeli untuk datang ke sana. Termasuk, melakukan perekrutan kembali terhadap pedagang, dengan memilih orang-orang yang memang bekerja sebagai pedagang. Juga bakal menarik beberapa pedagang besar di pasar kota agar bisa pindah di Pasar Mangolo.
Di samping itu, Bapenda juga akan mengambil langkah strategis lainnya, yakni dengan memberi penegasan kepada para penghuni los agar bisa aktif menjual. "Kalau tidak mau menjual, mereka ini akan kita minta mengembalikan kunci los agar bisa diganti dengan penghuni lainnya yang siap menjual," tegasnya.
Untuk penegasan itu, sambung dia, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah kelurahan Mangolo. Sebab, rata-rata para penghuni los berasal dari Mangolo. "Kita sudah minta Lurah Mangolo untuk memberitahukan itu kepada warganya khususnya penghuni los di pasar itu, tapi sampai belum ada informasi juga," tuturnya.
Ditemui terpisah, Lurah Mangolo Aryanto Madia, mengatakan saat ini ia tengah merencanakan untuk mengadakan rapat bersama warganya, khususnya para penghuni los di Pasar Mangolo. "Kalau tidak ada halangan minggu depan
kita rapat untuk membicarakan komitmen para penghuni los ini. Kita undang semua, termasuk dari Bapenda juga. Kita akan buat suatu komitmen, kalau masih mau menjual ya silahkan. Tapi kalau tidak, kita akan minta agar
menyerahkan kuncinya, untuk diserahkan ke pengelola pasar," kata Aryanto, kemarin (5/9). (kal/hen)