Stok Beras Bulog Kolaka Aman Sampai Lima Bulan

  • Bagikan
Kepala Bulog Kolaka Deny Narde

KOLAKAPOS, Kolaka -- Diawal tahun 2020 ini Bulog Kolaka memastikan stok beras aman sampai lima bulan ke depan. Hal ini diungkapkan kepala Bulog Kolaka Deny Narde saat ditemui media ini, Selasa (7/1).

"Kalau posisi stok beras kami di Bulog Kolaka masih ada 1.000 ton. Jadi kalau diperuntukkan untuk bantuan raskin dia masih bisa kaper selama lima bulan. Karena disini raskinnya hanya 132 ton saja perbulan. Itupun kita sudah hitung dengan kegiatan operasi pasar. Jadi 132 ton itu untuk kebutuhan raskin, kurang lebih 60-70 ton itu untuk kegiatan operasi pasar," kata kepala Bulog Kolaka Deny Narde.

Jadi kata Deny, ketika harga beras tidak stabil di pasar pihaknya melalui mitra kerja dengan pedagang dipasar bisa menstabilkan harga melalui beras yang telah disiapkan sebanyak 70 ton.

"Jadi harga yang sudah dipatok berdasarkan harga eceran tertinggi (HET) dipasaran melalu mitra kita itu harganya Rp 7.500 dipasar, sehingga akan menstabilkan harga jika terjadi kenaikan. Dan kualitas berasnyapun cukup bagus dia masuk kualitas Medium," ucapnya.

Deny mengaku, demi menjaga kwalitas berasnya, pihaknya rutin melakukan pemeriksaan dan perwatan, agar kwalitas beras tetap terjaga.

"Jadi kalau kami disini memang setiap bulannya rutin melakukan pemeliharaan melalui sprey, biasanya kalau dipasar kita menemukan kutu-kutu kalau digudang sini bila ditemukan kutu kita langsung spry navigasi untuk membasmi hama-hama, sehingga kutu pada beras tidak akan ada. Kami juga bilamana akan melakukan pendistribusian beras kami sortir dulu, kita cek dulu kwalitasnya jika bagus baru kita angkut jika tidak kita langsung singkirkan. Intinya kami selalu menjaga kwalitas beras kami," akuhnya.

Terkait penyaluran Bantuan Pemerintah Non Tunai (BPNT) lanjut Deny, pihaknya belum bisa kami pastikan karena masih menugu petunjuk dari pihak Dinsos. Sebab program BPNT merupakan program baru dari pemerintah yang melibatkan tiga unsur yakni pemerintah melalui Dinsos, bank Mandiri dan Bulog.

"Penyalurannya tergantung dari Dinsos jiak sudah ada arahan bahwa saldonya KPM sudah ada dan mau disalurkan kita langsung salurkan, karena kami siap selalu. Kami tinggal tunggu petunjuk," jelasnya.

Dijelaskannya, dalam penyaluran BPNT beda dengan penyaluran Raskin, sebab harus berdasarkan dengan saldo para KPM atau keluarga penerima manfaat. Jadi misalkan ada namanya dan diserahkan kartunya tapi belum tentu ada isi dari saldonya itu biasa sering terjadi berasnya kami sudah antarkan pas digesek ternyata saldonya kosong. Sehingga berasnya tidak bisa diambil, sehingga kami tidak bisa pastikan berapa volume beras yang harus kita antarkan. Tapi untuk tahun ini akan lebih mudah penyalurannya karena kita sudah belajar dari pengalaman tahun lalu, jadi sudah tidak akan ada lagi kendala.

"Misalnya satu truk kami antarkan keagenan A yang telah ditentukan oleh bank Mandiri ternyata dalam satu mobil ini yang menggesek hanya setengahnya. Kita mau titip diagennya tidak bisa karena diagen itukan tidak ada gudang penampungan yang besar walaupun juga ada kita khawatirkan jangan sampai disimpan digudang agen beras bisa jadi rusak. Makanya kita bawa kembali ke bulog. Itu yang menjadi kendala tapi mau tidak mau namanya amanah kita harus jalankan. Beda waktu masih program Raskin atau Rastra keluar surat perintah penyaluran (SPP) sudah ada dari pusat kita tinggal salurkan jadi sudah jelas pendistribusiannya. Akan tetapi tujuan BPNT itu juga sangat positif karena bisa membantu para UKM untuk menghidupkan usahanya karena disitu ada transaksi, selain itu para pemilik kios dan juga masyarakat sudah bisa menggunakan token-token yang disiapkan pihak bank," terangnya. (k9/c/hen).

  • Bagikan

Exit mobile version