Kolaka Butuh Pemecah Ombak

  • Bagikan
Komisi III saat mengunjungi daerah bibir pantai di kecamatan Samaturu yang taludnya hancur akibat terkena hantaman gelombang tinggi.

KOLAKAPOS, Kolaka -- Kondisi geografis Kolaka yang berhadapan langsung dengan teluk Bone menjadikan beberapa wilayahnya rawan hantaman ombak. Komisi III DPRD Kolaka, usai melakukan kunjungan pada beberapa desa di bibir pantai Kecamatan Samaturu, memastikan hal tersebut.

Ketua Komisi III, Muh.Akhdan menjelaskan, pada musim tertentu, ombak di teluk Bone lebih besar sehingga menyebabkan abrasi dan merusak talud yang telah dibangun. "Setelah kami kunjungan bersama Kepala BPBD pada Jumat kemarin, kami simpulkan memang harus ada solusi, sepertinya harus di buatkan pemecah ombak. Sebab di teluk Bone itu ada musim yang ombaknya sangat kuat, seperti yang kami lihat di Samaturu itu talud-talud hancur dihantam ombak," jelasnya, (19/1).

Lebih jauh lagi, abrasi tidak hanya merusak talud, tapi juga sudha mulai mengancam perekonomian dan keselamatan warga. "Tanaman-tanaman warga rusak, ada bahkan beberapa rumah warga yang dekat dengan pantai terancam juga, seperti yang terjadi di desa Konaweeha, Tonganapo dan Ulu Lapao-pao, jadi memang harus ada solusi, " ungkapnya.

Meski demikian, ia tidak akan mendesak untuk usulan tersebut secepatnya dieksekusi Pemkab Kolaka. Sebabnya, masih banyak daerah lain di Kolaka yang juga rawan abrasi. "Masih perlu dihitung dulu, karena bukan hanya daerah Samaturu saja yang rawan, hampir semua wilayah pesisir di Kolaka itu kan rawan, makanya perlu perhitungan yang jelas, kemudian barulah diusulkan, nanti bisa lewat BPBD," terangnya.

Legislator PPP itu juga berharap warga memperhatikan jarak aman antara rumah dan bibir pantai saat akan membangun rumah. Terutama daerah yang rawan abrasi dan gelombang tinggi. "Ini juga menghawatirkan, banyak rumah penduduk yang dibangun tanpa memperhatikan jarak aman dari bibir pantai, semoga ke depan ini bisa menjadi perhatian," tutupnya. (mir)

  • Bagikan