KOLAKAPOS, Kolaka -- Ratusan pengurus masjid di Kabupaten Kolaka, dilatih tata cara mengurus jenazah dengan baik dan benar. Pelatihan itu digelar di Masjid An-Nur Kelurahan Sea, Kecamatan Latambaga, Minggu (19/1).
Wakil ketua pengurus Masjid An-Nur, dr Husain Bunaing dalam sambutannya mengatakan, pelatiahan tersebut terselenggara berkat kerjasama dengan lembaga Wahda Islamiyah. "Sebelumnya DPD Wahda Islamiyah KolakaI bersurat kepada pengurus masjid untuk bekerjasama melaksanakan kegiatan pelatihan tata cara pengurusan jenazah, dan ternyaya telah ada program sama yang akan dilaksanakan pengurus masjid, sehingga acara ini disambut baik," katanya.
Pengurus DPD Wahda Islamiyah Kolaka, Aswar menilai pelatihan tata cara pengurusan jenazah sesuai tuntutan Rasulullah SAW perlu dilakukan. Sebab, banyak praktik penyelenggaraan jenazah di tengah masyarakat tidak sesuai yang diajarkan Rasulullah.
Sementara itu, Koordinator Markas Dakwah Mahad Albir Makassar, Ustadz Abdurrahman Laica yang dihadirkan sebagai pemateri pada pelatihan itu mengatakan, mengurus jenazah adalah ibadah dan mendapat pahala yang besar. Katanya, meski dalilnya fardu kifayah, tapi karena saat ini sudah sedikit yang menyelenggarakan jenazah maka perlu dilakukan pelatihan. "Ada beberapa penyelenggaraan jenazah yang tidak ada dalilnya tapi boleh dilakukan karena tidak ada larangan, seperti memotong kuku jenazah, membuka tali pocong, serta memandikan apakah dengan cara dipangku, gunakan batang pisang atau diletakkan saja dilantai," ujarnya.
Menurutnya, tidak semua jenazah wajib dimandikan. Seperti korban kebakaran, cukup ditayamumkan. Sebab jika dimandikan kulitnya pasti terkelupas. Begitupun jenazah wanita yang pernah dioperasi perutnya atau laki-laki yang luka perutnya, tidak boleh ditekan perutnya saat memandikan, sebab ditakutkan isi perutnya keluar. Cukup kotorannya saja dibersihkan.
"Percepat pengurusan jenazah, sebab dikwatirkan akan rusak. Jika mayat sudah bermalam, dadanya akan hitam dan mulai terjadi pembusukan di perut. Hal ini disebabkan pembuluh darah sudah pecah, sehingga ketika dimiringkan jenazah akan mengeluarkan darah di mulut dan hidung," kata Ustadz Abdurrahman.
Salah seorang pengurus masjid Al Mujib Tikonu Wundulako, Ahmad Tuo mengaku sangat senang mengikuti pelatihan, sebab langsung praktiknya yang diperankan salah seorang panitia yang menjadi mayat. "Luar biasa ilmu yang saya dapat, sebab selama ini ada beberapa praktik penyelenggaraan jenazah yang kami lakukan, ternyata tidak sesuai dengan tata cara diajarkan Rasulullah," kata Ahmad Tuo. (k9)