PDP Meninggal Asal Kolaka Sakit Radang Paru

  • Bagikan
Jubir Gugus Tugas Covid19 (batik biru) Kolaka sedang melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak.

Dites Swab Untuk Pemeriksaan Covid-19

  KOLAKAPOS, Kolaka -- Satu pasien asal Kolaka yang dirawat di RS Bahteramas, menghembuskan nafas terakhir kemarin (23/3). Pelaksana tugas (Plt) Direktur RSUD Bahteramas, dr. Sjarief Subijakto mengatakan pasien berinisial R tersebut memiliki penyakit bawaan radang paru (bronkopneumonia). Saat masih dirawat, R merupakan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19, karena mengalami gejala flu setelah pulang umroh. Namun menurut dr.Sjarief, meski berstatus PDP, namun bukan berarti R terinfeksi virus corona. Apalagi bronkopneumonia bukan penyakit khas Covid-19. "Meninggalnya karena faktor penyakitnya, bronkopneumonia, BP. Kurang khas (penyakitnya disandingkan dengan covid-19), yang khas itu, pneumonia berat," jelasnya. Meski demikian, untuk memastikan R terinfeksi Covid-19 atau tidak, RS.Bahteramas telah mengambil sampel lendir kerongkongan (swab) untuk diperiksa. "Setelah meninggal kita lakukan swab. (karena statusnya PDP) standar Covid kita lakukan," ungkapnya. Saat tiba di Kolaka, jenazah R disambut isak tangis keluarga. Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kolaka, dr. Muh. Aris membenarkan R adalah PDP RS.Bahteramas asa Kolaka yang meninggal kemarin. Lanjutnya R belum bisa dikonfirmasi positif atau tidak karena sampel penentuannya baru dikirim ke Jakarta. "Positif atau tidak tinggal tunggu juru bicara Covid Nasional. Kita berharap semoga negatif, semua sampelnya sudah dikirim," urainya. Menurut info yang ia peroleh, R dirawat sejak 20 Februari di Kendari. "Sejak tanggal 20 Februari, awalnya di RS Bhayangkara terus dirujuk ke RS Bahteramas, tidak pernah berobat disini di Kolaka," ungkapnya sembari membenarkan R menjalankan ibadah umroh pada 14 Februari. Aris juga menghimbau kepada keluarga untuk menerima lapang dada kepergian R. Ia sekaligus meminta kepada semua pihak yang pernah kontak dengan R saat sepulang umroh maupun saat jenazahnya diantar ke Kolaka dan disiapkan untuk dikebumikan, untuk melakukan isolasi mandiri sambil menunggu hasil swab jenazah R, positif Covid-19 atau tidak. "Untuk keluarga ini tolong diterima dengan lapang dada, Mengikuti saran, semua yang pernah kontak sampai betul-betul ada hasilnya bahwa dia negatif, harus isolasi mandiri di rumah, tidak bisa kita memikirkan diri sendiri, ini untuk keluarga kita, anak-anak kita yang sangat rentan, " Jelasnya. (mir/hen)
  • Bagikan