KOLAKA POS, KONAWE - Dengan kawasan industri berskala internasional di dalamnya, Kabupaten Konawe tak dapat dilepaskan dari asimilasi budaya dan bahasa. Sebab, industri pertambangan nikel turut mempekerjakan tenaga kerja asing. Karena itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Konawe mendukung penyelenggaraan diseminasi Bahasa Indonesia bagi Pengajar Asing (BIPA).
Diseminasi BIPA di Konawe dilaksanakan oleh Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara (Sultra) di salah satu hotel di Kota Unaaha, Kabupaten Konawe, Selasa (14/2).
Kepala Kantor Bahasa Sultra, Uniawati menuturkan program BIPA diikuti akademisi, mahasiswa dan beberapa komunitas. Program tersebut merupakan salah satu upaya strategis yang dikembangkan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek RI. “Ini juga salah satu upaya kita menjadikan bahasa Indonesia jadi bahasa internasional. Sehingga, perlu kita dukung bersama,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Konawe, Suryadi berharap program BIPA di Konawe bisa memberikan manfaat dan berdampak pada lingkungan sosial. Menurutnya, roh dari kegiatan tersebut adalah tindak lanjutnya. “Harus ada kegiatan konkrit baik itu kerja sama dengan Pemda, pemangku kepentingan dan perusahaan swasta,” terangnya.
Suryadi mengungkapkan, saat ini Konawe punya tantangan perihal bahasa Indonesia. Di Kecamatan Morosi, tempat smelter Nikel, terdapat banyak tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok. Menurutnya, di tempat itu perlu dimaksimalkan program BIPA. “Sebagai wujud kecintaan kita terhadap bahasa Indonesia, ke depannya kami dari Pemkab Konawe juga bisa membuat program terkait. Misalnya, guru sertifikasi atau CPNS yang mau tes wajid ikut Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) terlebih dulu,” tandasnya. (KN)