Atasi Masalah Sampah di Kota Kendari, Mahasiswa KKN Tematik UHO: Bank Sampah Jadi Solusi, Inovasi Efektif Bernilai Ekonomi

  • Bagikan

KOLAKAPOSNEWS.COM, KENDARI - Produksi sampah di Kota Kendari dapat mencapai rata-rata 270 ton perhari. Kondisi tersebut menjadi tantangan kompleks yang dihadapi pemerintah dan masyarakat. Apalagi armada "pasukan kuning" yang masih sangat terbatas jumlahnya menyebabkan penanganan sampah sulit teratasi.

https://kolakaposnews.fajar.co.id/wp-content/uploads/2024/08/VID-20240801-WA0009.mp4

Pemerintah pun meluncurkan konsep Bank Sampah untuk melibatkan masyarakat dalam penanganan masalah persampahan. Dalam mengoptimalisasi pengembangan program Bank Sampah tersebut, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Halu Oleo (UHO) turut berpartisipasi dalam penguatan bank sampah dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Kota Kendari melalui progran pengabdian masyarakat mahasiswa KKN Tematik. Program KKN Tematik berlangsung sejak 30 Juli s.d 30 Agustus 2024.

Pembekalan KKN Tematik tanggal 30 Juli 2024 oleh Ketua Panitia KKN Tematik, prof. Dr. Eka Suaib, M.Si.

Pelaksanaan KKN Tematik Mahasiswa FISIP UHO tersebut dipimpin langsung oleh Prof. Dr. Eka Suaib, M.Si. Dosen pendamping yakni Dr. Muh. Yusuf, S.Sos., M.Si., Bakri Yusuf, S.Sos., M.Si., Dra. Hj. Ratna Supiyah, M.Si., Muhammad Ishak Syahadat, ST., M.I.P., dan La Ode Efriyanto, S.IP., M.Si. "Meningkatnya produksi sampah di Kota Kendari tak lepas dari berbagai faktor baik peningkatan jumlah penduduk, kondisi sosial, ekonomi, maupun manajemen pengelolaan sampah itu sendiri. Apalagi Kendari merupakan kota yang sedang berkembang," ungkap Prof. Dr. Eka Suaib.

Penerimaan secara resmi oleh salah satu Kepala Kelurahan tempat Bank Sampah, 31 Juli 2024

Dekan FISIP UHO itu menambahkan, partisipasi mahasiswa dalam penguatan bank sampah memiliki peran penting dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Kota Kendari. Mahasiswa, sebagai agen perubahan, dapat berkontribusi melalui berbagai kegiatan edukasi, sosialisasi, dan implementasi program pengelolaan sampah. Melalui kerja sama dengan pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas setempat, mahasiswa dapat menyebarluaskan informasi tentang pentingnya pengelolaan sampah yang efektif dan efisien. Mereka juga dapat mengadakan kampanye dan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai manfaat bank sampah dan cara memilah sampah dengan benar.

"Melalui KKN Tamatik ini juga, mahasiswa dapat melakukan penelitian dan inovasi terkait pengelolaan sampah dan mendaur ulang sehingga dapat memberikan solusi baru yang lebih efektif dan ramah lingkungan. Harus tercipta kolaborasi dalam pembangunan berkelanjutan. Dengan adanya partisipasi aktif dari mahasiswa, diharapkan Kota Kendari dapat mengatasi permasalahan sampah dengan lebih baik dan menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan. Melalui upaya cerdas, efisien, dan terprogram, masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha melaksanakan pendauran ulang. Salah satunya melalui bank sampah," jelas Prof Eka Suaib.

Observasi awal peserta KKN Tematik di salah satu lokasi Bank Sampah di Kota Kendari.
Diskusi awal peserta KKN Tematik dengan salah satu lurah lokasi Bank Sampah

Bank Sampah, kata dia, adalah inovasi efektif yang melibatkan masyarakat dalam memilah dan mendaur ulang sampah, sekaligus memberikan insentif ekonomi. Dengan adanya bank sampah, volume sampah yang dibuang ke TPA dapat dikurangi, kesadaran lingkungan meningkat, dan manfaat ekonomi dirasakan oleh masyarakat. Program ini mendukung pengelolaan lingkungan berkelanjutan dan membantu mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

"Ada lima titik Bank Sampah di Kota Kendari yakni Bungkutoko, Talia, Watuwatu, Petoaha, dan Tondonggeu. Dinas Lingkungan Hidup Kota Kendari merekomendasi kepada mahasiswa KKN Tematik pada tiga titik yakni Bank Sampah Watu-Watu, Bank Sampah Talia dan Bank Sampah Petoaha," katanya.

Prof Eka Suaib mengatakan, sasaran yang ingin dicapai melalui pelibatan mahasiswa dalam inovasi pengelolaan bank sampah agar mahasiswa juga memiliki keasadaran akan arti pentingnya lingkungan yang bersih. Melalui kesadaran tersebut maka mahasiswa dapat senantiasa untuk menjaga kampus FISIP agar tetap bersih. "Sasaran akhirnya adalah Kota Kendari bersih, nyaman, dan sehat, masyarakat bisa mendapatkan tambahan insentif ekonomi, pembangunan bisa berkelanjutan," ujarnya. (aka)

  • Bagikan

Exit mobile version