KOLAKAPOSNEWS.COM, JAKARTA-Harga cabai selalu "pedas". Komoditi yang sering menjadi penyumbang inflasi. Sayangnya, realita di tingkat petani terkadang miris karena harga cabai yang rendah. Ada ketimpangan antara kondisi pasar dengan kenyataan yang dialami petani.
Olehnya itu, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian menyelanggarakan Forum Cabai Nasional 2024 guna mendukung pengendalian inflasi nasional dan upaya memperkuat ketersediaan komoditas strategis cabai nasional.
Forum ini diselenggarakan di Grand Sheraton Gandaria City, Selasa (3/9/2024) dengan mengusung tema “Strategi Pengamanan Ketersediaan Komoditas Cabai Mendukung Pengendalian Inflasi Nasional”.
Muhammad Taufiq Ratule selaku Plt. Direktur Jenderal Hortikultura dalam sambutannya memaparkan bahwa masih terdapat tantangan dan kendala dalam melakukan pengembangan cabai nasional, seperti ketimpangan produksi antarwilayah.
“Ketimpangan produksi ini memunculkan predikat wilayah surplus dan wilayah minus. Selain itu, ketidakseimbangan rantai nilai baik di sisi produsen yakni petani, pelaku usaha, maupun sisi konsumen juga masih menjadi tantangan cabai nasional,” ujar Taufiq saat membuka acara.
Taufiq menambahkan, di antara 25 Kabupaten/Kota, Provinsi Jawa Timur tepatnya Kabupaten Kediri merupakan daerah produsen cabai rawit terbesar dengan produksi sebanyak 116.032 ton.
Provinsi Jambi yakni Kabupaten Kerinci dengan produksi cabai keriting terbesar sebanyak 148.239 ton, dan Kabupaten Garut, Jawa Barat sebagai daerah yang memproduksi cabai besar terbesar dengan produksi sebanyak 56.999 ton.
Hadir mewakili Menteri Pertanian RI, Plt. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Ali Jamil, menyampaikan bahwa inisiasi Forum Cabai Nasional 2024 ini merupakan langkah awal yang baik untuk menjaga stabilitas cabai.
“Diskusi bersama ini kita dilakukan dengan tujuan membahas pengendalian pasokan dan harga cabai. Saya kira setidaknya perlu ada tiga poin utama dalam diskusi ini, yaitu upaya peningkatan produksi cabai nasional, pemetaan kendala dan masalah dalam penyediaan cabai nasional, dan pengembangan cluster cabai guna mendukung pengendalian inflasi,” terang Ali.
Tunov Mondro Atmodjo selaku Ketua Asosiasi Champion Cabai lndonesia (ACCI), mengungkapkan Forum Cabai Nasional tahun 2024 ini, sudah direncanakan sejak lama.
“Sebetulnya kegiatan ini sudah diharapkan sejak lama agar kami menjadi salah satu aktor mengambil peran dalam forum-forum percabaian tingkat nasional, kami sangat mengapresiasi akhirnya forum ini dapat terlaksana,” ujar Tunov.
Tunov menambahkan bahwa selama ini Champion Cabai lndonesia telah memiliki strategi yang dilakukan dengan rutin.
“Kita lakukan mulai dari menata pola tanam yang artinya dari Januari sampai Desember. Kita jaga pertanaman agar panen dan bisa berlanjut sepanjang tahun. Kemudian kami juga berkordinasi dengan daerah-daerah untuk memenuhi kebutuhan dari daerah surplus ke daerah yang defisit,” lanjut Tunov.
Tunov berharap di tahun-tahun berikutnya forum ini dapat dilaksanakan secara rutin agar semua yang stakeholder bisa duduk bersama-sama mencari solusi bersama agar komoditas cabai nasional ini bisa menjadi sesuai harapan pemerintah dan masyarakat. (KPN)