Video Dugaan Pasien Meninggal di RSUD Bahteramas Karena Pelayanan Buruk Hebohkan Media Sosial, Direktur Rumah Sakit Bantah dan Beri Penjelasan

  • Bagikan
https://kolakaposnews.fajar.co.id/wp-content/uploads/2024/10/VID-20241008-WA0000.mp4

KOLAKAPOSNEWS.COM, KENDARI - Unggahan video di media sosial menghebohkan warga Kendari, Sulawesi Tenggara. Video berdurasi 2 menit 51 detik memperlihatkan seorang pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bahteramas, Sultra yang mengklaim tak mendapat pelayanan maksimal dari pihak rumah sakit.

Suara si perekam video menyebutkan pasien meninggal karena pelayanan rumah sakit buruk. Pasien tidak ditangani dengan serius selama beberapa hari.

Video yang direkam menggunakan ponsel itu, kemudian diunggah di Facebook oleh akun Rahma Raifa Baco pada Senin (7/10/2024). Unggahan tersebut telah ditonton dan dibagikan ribuan kali.

Dalam unggahan tersebut, ia menuliskan keterangan “Astaghfirullah,,, sudah 1 minggu dirujuk belum ada dokter,,, Entah kenapa ini pelayanan di RS bahteramas,, Bantu share”.

Dalam rekaman video yang diunggah, terlihat seorang perawat sedang memberikan tindakan pada pasien yang berbaring di tempat tidur. Perekam video yang diduga sebagai keluarga pasien terdengar mengeluhkan tim dokter yang tidak menangani pasien. Terdengar pula suara tangisan meratapi pasien yang disebut telah meninggal itu.

Perekam video menuding beberapa hari tim dokter tidak datang melihat pasien untuk ditangani.

“Sudah berapa hari, tim dokternya tidak datang-datang. Kalian biarkan seperti ini, sudah berapa hari tidak ditangani,” suara dibalik video itu. “Kami mau bawa pulang di kampung tapi bilang tunggu dokternya,” sambung dalam video tersebut.

“Kalau memang tidak bisa dirawat, kenapa tidak dipindahkan saja,” katanya lagi.

Direktur RSUD Bahteramas, Hasmudin yang dikonfirmasi oleh kolakaposnews.com, membenarkan peristiwa itu terjadi di RSUD Bahteramas. Namun ia membantah narasi yang menyebutkan pasien tidak mendapat perawatan dari dokter sangat keliru.

Dari rekam pasien tercatat, pasien tersebut masuk pada Rabu, 2 Oktober 2024. Pada Jumat 4 Oktober 2024, pasien mendapat kunjungan dokter.

“Video saya sudah lihat, di dalam video itu seakan-akan, tak ada pelayanan ataupun tindakan apa-apa dari rumah sakit. Tapi tidak seperti itu, pasiennya telah ditemui oleh dokter, juga telah didiagnosa penyakitnya, diberi tindakan dan sebagainya. Tapi memang penyakitnya agak berat,” ungkapnya melalui sambungan telepon sambil menyebut pasiennya didiagnosa sakit infeksi paru.

Usai penanganan, dokter juga memberikan obat sambil perawatan kepada pasien.

“Jadi itu sudah dilakukan tindakan, sesuai dengan penyakit pasien (penyakit paru-paru). Pengobatan yang diberikan sudah sesuai protokol,” jelasnya.

Sedangkan mengenai tudingan ketidakhadiran dokter, Hasmuddin menjelaskan karena hari Sabtu, jadi memang tidak ada kunjungan dokter. Namun, tindakan melalui pemberian obat dan penanganan pasien sesuai arahan dokter, tetap dilakukan oleh perawat.

“Kebetulan waktu itu hari Sabtu memang dokternya tidak hadir. Tetapi, pengobatan pasien sesuai protokol,” terangnya.

Terkait permintaan pasien untuk pulang yang tidak dikabulkan oleh perawat ungkap Hasmuddin, telah sesuai dengan protokol. Bahwa, perawat menyarankan untuk tetap tinggal di RSUD Bahteramas karena sedang dalam pemberian obat dan kondisi penyakit pasien yang berbahaya.

“Terkait pasien minta pulang paksa, perawatnya menyarankan jangan karena obatnya sudah ada tinggal dilanjutkan. Inikan penyakitnya berbahaya gitu,” lanjutnya. “Diagnosa yang disampaikan memang penyakitnya berat,” tutupnya. (hrn)

  • Bagikan

Exit mobile version