Call Center 112 Disambut Antusias Warga Kendari, Ribuan Panggilan Masuk dalam 20 Hari

  • Bagikan
Wali Kota Kendari, Siska Karina Imran saat memantau pelayanan call center 112. FOTO: Kadamu/Kolaka Pos

KOLAKAPOSNEWS.COM, Kendari - Layanan darurat Call Center 112 yang baru diluncurkan Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari menuai respons luar biasa dari masyarakat. Dalam kurun waktu hanya 20 hari sejak diaktifkan pada 10 Juni 2025, tercatat sebanyak 5.982 panggilan masuk ke pusat layanan ini.

Call Center 112 merupakan bagian dari Program 100 Hari Kerja Wali Kota Siska Karina Imran dan Wakil Wali Kota Kendari, Sudirman yang bertujuan meningkatkan respons cepat terhadap situasi kedaruratan di wilayah kota.

Layanan ini bisa diakses secara gratis tanpa pulsa, cukup dengan menekan angka 112 dari ponsel, dan siap melayani laporan seperti kebakaran, kecelakaan lalu lintas, permintaan ambulans, bencana alam, tindak kriminal, hingga kerusuhan sosial.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Kendari, Sahuriyanto, mengungkapkan tingginya volume panggilan menandakan bahwa masyarakat mulai menyadari pentingnya akses darurat yang cepat dan terintegrasi. "Antusiasme warga sangat tinggi. Ini menunjukkan kebutuhan nyata akan layanan darurat yang mudah dijangkau. Namun di sisi lain, kami juga perlu edukasi lebih lanjut agar masyarakat tidak menyalahgunakan layanan ini," ujarnya saat diwawancarai, Selasa (8/7).

Ia menambahkan berdasarkan laporan evaluasi awal operasional Call Center 112 dari Dinas Kominfo Kendari untuk periode 10–30 Juni 2025, dari total 5.982 panggilan yang masuk adalah 2.238 panggilan berada dalam antrean, artinya sudah terekam sistem namun belum sempat dijawab petugas.

3.744 panggilan tidak terjawab, yang kemudian diklasifikasikan menjadi dua kategori 2.522 panggilan valid, yaitu komunikasi berdurasi lebih dari 10 detik, namun sebagian besar berisi pertanyaan umum atau konsultasi non-darurat. Kemudian 1.222 panggilan tidak valid yakni panggilan iseng tanpa suara, atau langsung ditutup begitu tersambung.

Jumlah ini mencapai hampir 33 persen dari total panggilan masuk dan cukup mengganggu efektivitas layanan.
Meski dibanjiri ribuan telepon, hanya 166 laporan yang terverifikasi sebagai kondisi darurat dan langsung ditindaklanjuti oleh OPD teknis, seperti Dinas Pemadam Kebakaran, Dinas Kesehatan, maupun Satuan Polisi Pamong Praja. "Semua laporan masuk direkam dan terhubung ke sistem dispatcher yang langsung mengarahkan ke instansi teknis terkait. Sistem kami juga dilengkapi dengan GPS untuk melacak lokasi pelapor secara akurat," jelas Sahuriyanto.

Tingginya angka panggilan iseng menjadi perhatian khusus. Pemkot Kendari berencana memperkuat sosialisasi, terutama ke sekolah-sekolah dan komunitas lokal, agar masyarakat memahami fungsi dan etika penggunaan layanan darurat. "Kami akan menggandeng media, tokoh masyarakat, dan dunia pendidikan untuk memberikan edukasi. Ini layanan publik yang menyelamatkan nyawa, bukan tempat main-main," tegasnya.

Wali Kota Kendari, Siska Karina Imran sebelumnya menegaskan bahwa Call Center 112 adalah bagian dari transformasi pelayanan publik yang cepat, transparan, dan berbasis teknologi. "Kami ingin warga merasa aman karena tahu, saat terjadi darurat, ada layanan yang bisa mereka andalkan 24 jam tanpa biaya," tandasnya. (dam)

  • Bagikan

Exit mobile version