KOLAKAPOSNEWS.COM, Kendari - Fenomena balapan liar kembali mencuat di Kota Kendari. Kali ini, para remaja pengendara motor kerap memanfaatkan malam hari untuk menggelar aksi ugal-ugalan di kawasan strategis kota, tepatnya di ruas Jalan Drs. H. Abdullah Silondae, Kelurahan Korumba, Kecamatan Mandonga, yang membentang dari depan Kantor Perum Bulog Sultra hingga ke arah Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tenggara (Sultra).
Aksi berbahaya tersebut marak terjadi pada malam hingga dini hari, khususnya saat akhir pekan, Sabtu dan Minggu. Para pelaku yang mayoritas masih berusia belasan tahun, mengubah kawasan eks MTQ menjadi lintasan tidak resmi untuk adu kecepatan, tanpa memedulikan keselamatan diri maupun pengguna jalan lainnya.
Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa meskipun aparat kepolisian dari Polsek Mandonga rutin menggelar patroli, namun balapan liar tetap terjadi. Para pelaku kerap menunggu aparat bergeser ke titik lain, lalu kembali melancarkan aksinya ketika situasi dianggap aman.
Menanggapi keresahan masyarakat tersebut, Camat Mandonga, Kasman Marewa, menyatakan bahwa pihak kecamatan tidak tinggal diam. Ia mengatakan akan segera berkoordinasi lebih intensif dengan aparat kepolisian untuk mengantisipasi dan menekan kegiatan balapan liar yang semakin meresahkan. "Sebenarnya pihak kepolisian sudah rutin melakukan patroli secara berkala. Tapi yang terjadi, setelah polisi berpindah lokasi atau bergeser untuk melayani aduan lain, para remaja ini langsung memanfaatkan kekosongan itu untuk kembali melakukan balapan liar," ungkapnya saat diwawancarai, Senin (21/7).
"Karena itu, kami akan berkoordinasi dengan Polsek Mandonga agar memperpanjang durasi patroli di titik rawan seperti di kawasan Eks MTQ. Kalau perlu, jadwal patroli dibuat lebih fleksibel atau melibatkan satuan khusus yang bisa bersiaga lebih lama," tambahnya.
Lebih lanjut, Kasman juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut berperan aktif dalam mencegah aksi balap liar, utamanya para orang tua. Ia menilai, pembinaan terhadap anak-anak di lingkungan keluarga menjadi garda terdepan agar mereka tidak terlibat dalam aksi membahayakan tersebut. "Kami imbau kepada para orang tua agar tidak lepas tangan dalam mengawasi anak-anaknya, terutama pada malam hari. Jangan biarkan mereka keluar rumah tanpa kejelasan aktivitas. Kalau anak-anak ini sampai terlibat balapan liar, risikonya bukan hanya meresahkan warga, tapi juga bisa kehilangan nyawa," tegasnya.
Menurutnya, fenomena ini tak bisa hanya dibebankan kepada aparat keamanan semata. Ia menegaskan perlunya kolaborasi antara pemerintah, aparat, tokoh masyarakat, hingga struktur kewilayahan seperti RT dan RW untuk menciptakan kontrol sosial yang efektif. "Ini bukan semata-mata tugas polisi. Ini masalah sosial yang harus ditangani secara terpadu. Kita akan libatkan juga tokoh masyarakat, RT, RW, hingga pemuda setempat untuk ikut ambil bagian. Kalau perlu, kami akan buat forum koordinasi khusus untuk mengatasi masalah ini secara berkelanjutan," terangnya.
Ia juga menekankan bahwa Pemkot Kendari, melalui kecamatan dan kelurahan, mendukung penuh upaya menjaga ketertiban umum dan kenyamanan warga. "Kami ingin kawasan eks MTQ ini kembali jadi ruang publik yang aman dan nyaman. Jangan sampai citra kota rusak hanya karena ulah sekelompok anak muda yang menyalahgunakan jalan sebagai arena balapan," tandasnya. (dam)