Alami Masalah, Pesawat Anoa Airline Terbakar

  • Bagikan
Kendari, KoP--Suasana landasan Bandara Halu Oleo (HO) Kendari sekitar pukul 10.30 wita mendadak riuh. Pasalnya, warga kota Kendari dikagetkan dengan insiden terbakarnya Pesawat Anoa Air Lines tipe Boeing 737-300 jurusan Kendari-Makassar kemarin (26/9). Beruntung, sebanyak 50 orang yang menumpangi pesawat tersebut berhasil diselamatkan pihak keamanan bandara, Basarnas serta TNI AU yang langsung mengerahkan tiga unit mobil pemadam kebakaran milik Bandara HO. Peristiwa tersebut bermula saat pesawat Anoa Air Lines ingin mendarat di landasan Bandara HO. Pada saat akan mendarat, mendadak pesawat yang mengangkut 50 penumpang tersebut mengalami ganguan teknis, sehingga hilang kendali dan keluar landasan. Atas kejadian tersebut, menimbulkan percikan api pada mesin sebelah kiri badan pesawat. Melihat hal tersebut, pihak keamanan Bandara, Basarnas, serta TNI AU langsung mengambil sikap dan mengerahkan tiga unit mobil pemadam kebakaran milik Bandara HO. Alhasil, berkat kesiapsiagaan tim tersebut dalam waktu 10 menit api dapat dipadamkan dan seluruh penumpang dapat dikeluarkan. Bahkan, beberapa penumpang yang mengalami gangguan pernafasan akibat menghirup asap hitam dari mesin yang terbakar langsung ditangani oleh tim medis yang siaga lengkap dengan mobil ambulans. Namun kejadian ini, hanyalah skenario dalam latihan Penanggulangan Keadaan Darurat, untuk meningkatkan kesiapsiagaan aparat keamanan, serta peralatan pendukung dan tim medis dalam menghadapi resiko gawat darurat. Kepala Unit Pelaksana Bandara Halo Oleo, Kolonel Penerbangan Sarmanto mengatakan, simulasi ini merupakan program yang sudah diamanatkan untuk jaminan keamanan dan keselamatan penerbangan, serta untuk menunjukkan kemampuan personel, maupun peralatan latihan penanggulangan keadaan darurat. Menurutnya, pelatihan simulasi ini harus rutin dilakukan untuk mengantisipasi kecelakaan pesawat. Dan simulasi seperti ini sebenarnya masih kurang jika hanya dilaksanakan dua tahun sekali saja. "Simulasi seperti ini terakhir kali dilaksanakan pada tahun 2005 lalu," ungkap Sarmanto. Lebih jauh menjelaskan, latihan penanggulangan darurat tersebut bertujuan untuk menjaga kemampuan personil khususnya dalam meningkatkan fungsi komando, koordinasi dan komunikasi antar stake holder, dalam rangka meningkatkan keselamatan dan keamanan terhadap pelayanan maksimal, meskipun latihan simulasi ini berjalan lancar namun masih banyak kekurangan yang harus dievaluasi oleh pihak keamanan bandara kedepannya. "Kita akan evaluasi apa saja kekurangan saat latihan simulasi, kalau ada kekurangan kita bicarakan dirapat evaluasi, apa yang kurang kita benahi lagi," tandasnya. (p2/b)
  • Bagikan

Exit mobile version