BNPT dan FKPT Gelar Dialog

  • Bagikan

Untuk Memutus Mata Rantai Paham Radikal dan Teroris

KOLAKAPOS, Kendari--Untuk mencegah atau mempersempit paham radikalisme dan terorisme, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sultra yang melibatkan Komunitas Seni Budaya dengan mengangkat Tema "Sastra Cinta Damai, Cegah Paham Radikal" yang diselenggarakan di Aula Same Hotel Kendari. Rabu, (20/07). Kegiatan tersebut dilakukan untuk menanamkan jiwa seni dan memberikan pehaman terhadap masyarakat terkait bahaya dari terorisme. Dan dengan seni dapat mengangkat kearifan lokal, sehingga masyarakat dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Ketua FKTP Sultra Drs. Rihamadi menjelaskan, seharusnya pemerintah memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait kearifan lokal. Karena pencegahan paham radikal dan teroris tidak cukup, jika hanya Densus yang terlibat melainkan bekerja sama dengan masyarakat. "Kita akan tumbuhkan kearifan lokal, karena semua daerah memiliki nilai-nilai yang baik untuk mengisi jiwa masyarakat, sehingga dapat membedakan yang salah maupun yang benar. Dan dengan hadirnya Budayawan Sultra, maupun pusat dapat memberikan penerangan kepada masyarakat, sehingga masyarakat tidak terjerumus pada paham radikal dan teroris," ucapnya. Menurutnya, ada salah satu presepsi pemerintah yang salah dalam membangun bangsa ini, karena selalu mendahulukan sifat jasmania sementara rohania kurang diperhatikan. Sehingga dalam merekatkan nilai-nilai kebaikan selalu terbetur. Maka lahirlah orang-orang yang baik dan yang radikalisme. "Kegiatan ini dilakukan seluruh indonesia, ya g salah satunya kegiatan tersebut diadakan di Kendari. Melibatka komunitas seni, siapaun yang berjiwa seni pasti hatinya lembut. Adanya radikalisme dan terorisme karena tidak dapat mengendalikan diri," tambah Rihamadi. Kepala Subdit Pemberdayaan Masyarakat (Kasubdit) BNPT RI Dr. Hj. Andi Intang Dulung menjelaskan, bahwa teroris merupakan sebuah paham atau aliran yang menginginkan perubahan sosial dan politik secara drastis dengan mengguanakan cara kekerasan, sementara teroris itu ancaman kekerasan secara ilegal yang dilakukan oleh sekelompok orang ataupun perorangan untuk mencapai tujuan politis, religius, ekonomi, dengan menyebarkan ketakutan, paksaan atau intimidasi. "Kita harus percaya, bahwa teroris itu merupakan bahaya laten negara, sehingga tidak mampu jika hanya satu lembaga untuk memperkcil ruang gerak teroris. Oleh karena itu kami mengajak budayawan dan mengajak masyarakat untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahaya paham radikal dan terorisme," imbuhnya. Lanjutnya, keterlibatan dari berbagai pihak dalam menangani radikalisme, dan teroris menjadi kunci dan sangat menentukan . Tujuannya untuk memperkecil atau menghilangkannya paham radikal dan teroris. Peran Seni budaya sangat penting dalam rangka menegaskan Sultra yang dikenal dengan komunitas dan pemerintah nasional sebagai daerah yang aman menjadi pilot project pengelolaan masyarakat yang heterogen dan multikultural termasuk dalam kehidupan intern dan antar umat beragama. "Karenanya dilaksanakan dialog ini dengan menemukan berbagai upaya, solusi untuk memutus mata rantai paham radikalisme dan terorisme di sultra," tutupnya. (P2/hen)
  • Bagikan

Exit mobile version