Penyuluh Pertanian Keluhkan Belum Terbayarnya BOP Daerah

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Rumbia--Penyuluh pertanian yang tersebar di seluruh kecamatan di kabupaten Bombana, mengeluh akibat Biaya Operasional (BOP) daerah yang belum terbayarkan. Menurut salah satu penyuluh yang tidak ingin dikorankan namanya mengatakan, sejak Maret hingga Juli BOP tersebut belum juga cair, sementara anggaran itu sangatlah penting buat PPL untuk membiayai kegiatan. Salah satunya yakni laporan kegiatan kelompok tani binaan. Menurut Agustam salah satu staf pada Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) dinas Pertanian Perkebunan dan Hortikultura Bombana saat ditemui, Selasa (1/8), pihaknya memiliki 88 penyuluh pertanian yang tersebar di seluruh kecamatan di kabupaten Bombana, terdiri dari PNS 46, Tenaga Harian Lepas 12, Pegawai Harian Tidak Tetap 30 orang, sementara dari 88 PPL yang ada, 10 diantaranya belum menyetorkan laporan hasil kunjungan untuk diverifikasi, karena ini bersifat kolektif, jadi pembayaraannya harus bersamaan. Mengenai berapa besaran BOP perbulannya kata Agus, sebesar Rp350 ribu bila dihitung selama lima bulan yang belum terbayarkan sebesar Rp1,750 ribu perorang dengan jumlah 88, maka BOP daerah yang harus dikeluarkan Rp154 juta. Namun demikian kata Agus, agar tidak merugikan PPL lainnya, pihaknya sudah menyampaikan pada PPL untuk secepatnya menyetor laporan, bila bulan ini tidak ada juga, maka 10 PPL tersebut akan dicoret dan BOP 78 penyuluh akan dibayarkan. "BOP 78 orang itu akan dibayarkan bulan Agustus ini dan 10 orang lainnya segera menyetor laporannya, agar BOP PPL bisa terbayarkan semuanya," harapnya. (k6/b)
  • Bagikan

Exit mobile version