Surplus Neraca Perdagangan Tertinggi Sejak November 2012

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Jakarta--Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat surplus pada Agustus tahun ini. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan mengalami surplus USD 1,72 miliar. Surplus itu tertinggi sejak November 2012 yang mencapai USD 1,8 miliar. Pada Agustus lalu, total nilai ekspor mencapai USD 15,21 miliar dan nilai impor USD 13,49 miliar. ’’Ini bisa dipahami karena ekspor naik, sedangkan impor turun,’’ jelas Kepala BPS Suhariyanto. Tingginya kinerja ekspor pada Agustus dipengaruhi kenaikan harga sejumlah komoditas nonmigas, terutama batu bara, minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), kernel oil, karet, tembaga, dan logam lainnya. Meski begitu, ada juga beberapa komoditas nonmigas yang turun harga. Misalnya, kedelai, beras, dan jagung. ’’Komoditas migas maupun nonmigas sama-sama mengalami kenaikan secara month-to-month. Untuk ekspor migas, ada kenaikan 9,61 persen jika dibandingkan dengan Juli. Ekspor nonmigas naik 11,93 persen daripada Juli,’’ papar Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto. Secara kumulatif sejak awal tahun, nilai ekspor Indonesia mencapai USD 108,8 miliar. Pangsa pasar utama ekspor Indonesia pada Agustus lalu adalah Tiongkok (12,84 persen), Amerika Serikat (11,51 persen), dan Jepang (9,40 persen). Terkait dengan impor, polanya agak berbeda. Nilai impor USD 13,49 miliar tersebut menurun 2,88 persen bila dibandingkan dengan Juli lalu. Penurunan impor itu terjadi di sektor migas maupun nonmigas. Namun, jika dibandingkan dengan Agustus tahun lalu, terjadi kenaikan nilai impor 8,89 persen. ’’Turun tipis dari USD 13,89 miliar ke USD 13,49 miliar,’’ tutur pria asal Blitar tersebut. (jpnn)
  • Bagikan

Exit mobile version