Bank BJB Terbitkan Obligasi Tahap I Rp 2,5 Triliun

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Jakarta--Sejak awal berdiri, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk atau lebih dikenal dengan nama bank bjb berkomitmen untuk melayani masyarakat sebagai bank umum terpercaya dengan dukungan kuat dari Pemerintah Daerah selaku pemegang saham. Saat ini bank bjb telah memiliki jaringan kantor yang tersebar di Indonesia, terutama Jawa Barat, Banten dan Jakarta yang merupakan pusat perekonomian Indonesia. Seiring dengan berkembangnya literasi keuangan masyarakat Indonesia, bank bjb berambisi untuk menangkap berbagai peluang ekspansi dengan memperkuat strategi usaha, memperluas jaringan, dan meningkatkan penetrasi pasar melalui pertumbuhan usaha dan kemitraan strategis untuk meningkatkan nilai stakeholders. Karenanya bank bjb (IDX : BJBR) memutuskan untuk menerbitkan surat utang melalui Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) dengan total target dana yang diperoleh sebesar Rp 4,5 Triliun yang dilakukan secara bertahap. Pada tahap I tahun 2017 ini diterbitkan sebesar Rp 2,5 T yang terdiri dari Obligasi sebesar Rp 1,5 T dan Obligasi Subordinasi sebesar Rp 1 T sebagai upaya mendiversifikasi instrumen pendanaan dan permodalan dalam rangka ekspansi kredit perusahaan. Direktur Utama bank bjb Ahmad Irfan mengatakan dana dari hasil obligasi ini akan digunakan untuk ekspansi kredit. “Perusahaan akan menempatkan dana tersebut dalam struktur dan instrumen keuangan yang aman, likuid dan menguntungkan,”. Skema obligasi yang ditawarkan bank bjb pada PUB tahap I tahun 2017 senilai Rp 2,5 T yang terdiri dari Obligasi sebesar Rp 1,5T yang terbagi menjadi tiga seri. Yakni Seri A dengan tenor 3 tahun, Seri B tenor 5 tahun dan Seri C tenor 7 tahun serta Obligasi Subordinasi sebesar Rp. 1T yang terbagi menjadi 2 seri yakni Seri A dengan tenor 5 tahun dan Seri B dengan tenor 7 tahun dengan pembayaran kupon dilakukan setiap 3 bulan. Obligasi yang diterbitkan ini mendapatkan peringat idAA- (Double A Minus) dan idA (Single A) untuk Obligasi Subordinasi dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Masa penawaran awal instrumen ini dibuka pada 27 Oktober - 10 November 2017, dengan masa penawaran umum diperkirakan akan dilakukan dari 24 November - 28 November 2017, serta penjatahan akan dilakukan pada 29 November 2017. Adapun pencatatan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) direncanakan dilakukan pada 4 Desember 2017. Dalam aksi korporasi ini, bank bjb menunjuk empat perusahaan penjamin pelaksana emisi yakni BCA Sekuritas, CIMB Sekuritas Indonesia, RHB Sekuritas Indonesia dan Sucor Sekuritas. Selain itu, PT Bank Mega, Tbk ditunjuk sebagai Wali Amanat dalam penerbitan instrumen tersebut. Secara total, emiten bersandi saham BJBR ini telah 8 kali menerbitkan Obligasi dan 1 kali menerbitkan Obligasi Subordinasi. Sebagai informasi, bank bjb mencatatkan kinerja keuangan pada Triwulan II 2017 dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun dari masyarakat naik menjadi sebesar Rp 85,4T atau tumbuh 15,6 persen year on year (y-o-y).   Total Aset bank bjb tercatat sebesar Rp. 108,6T atau tumbuh 11,7 persen y-o-y. Sebagai lembaga perbankan yang menjalankan fungsi intermediasi, bank bjb juga berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit yang cukup baik yakni mencapai 12,9 persen y-o-y dengan total kredit yang disalurkan bank bjb sebesar Rp. 68,2T. Pertumbuhan kredit yang cukup baik ini diimbangi dengan keberhasilan bank bjb menjaga Rasio Kredit Bermasalah (NPL) di level 1,57 persen atau jauh lebih baik dibandingkan Triwulan II 2016 yang berada pada level 2,02 persen. Kinerja yang positif ini membawa laba bersih bank bjb tercatat sebesar Rp 829M. Direktur Utama bank bjb Ahmad Irfan menyampaikan bahwa tren peningkatan kinerja secara keseluruhan berhasil dengan baik sehingga tetap optimistis bahwa tahun 2017 ini akan mampu dilalui dengan catatan kinerja yang membanggakan. “NPL kita turun terus sejak 2014, sekarang sudah 1,57. Target kita adalah bisnis yang berkualitas. Diharapkan dengan itu bank bjb tetap eksis di masa yang akan datang dan dapat masuk dalam jajaran 10 besar bank nasional yang berkinerja baik," kata Irfan. Sebagai upaya untuk mewujudkan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan berkesinambungan, maka di dalam menjalankan roda perusahaan, bank bjb senantiasa mematuhi peraturan yang berlaku sehingga implementasi Good Corporate Governance (GCG) dapat berjalan dengan baik. “Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan bank bjb dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian dan azas prudential banking” tutup Irfan. (jpnn)
  • Bagikan

Exit mobile version