Pembangkit Listrik 35 Ribu Mw, Baru 2 Persen yang Beroperasi

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Jakarta--Berbagai kendala mengadang realisasi megaproyek pembangkit listrik 35 ribu megawatt (mw). Namun, pemerintah tetap optimistis proyek tersebut sepenuhnya terwujud pada 2019. Padahal, hingga kini, baru sekitar dua persen yang beroperasi. Direktur Bisnis Regional Sulawesi PT PLN (Persero) Syamsul Huda menjelaskan, program pembangkit 35 ribu mw memang membutuhkan waktu. Mulai persiapan hingga benar-benar konstruksi dan commercial operation date (COD). ”Kita jangan terlalu fokus pada progres 35 ribu mw yang mungkin sekarang masih kecil realisasi COD atau beroperasi. Memang butuh persiapan. Namun, yang paling penting, berapa pun kebutuhan listrik untuk investasi di Indonesia, kami pasti bisa penuhi,” kata Syamsul. Menurut Syamsul, pemerintah terus berupaya merealisasikan proyek 35 ribu mw pada 2019. Selama ini, ada beberapa kendala yang dihadapi sehingga baru sekitar dua persen yang sudah COD. Pembangkit Listrik 35 Ribu Mw, Baru 2 Persen yang Beroperasi Di antaranya, pembebasan lahan, perizinan, dan finansial dari pengembang listrik swasta (independent power producer/IPP) yang menangani. Sebab, investasi yang dibutuhkan untuk merealisasikan proyek tersebut mencapai Rp 1.200 triliun. ”Walaupun masih sekitar dua persen, kebutuhan kelistrikan di Indonesia sudah bisa kami penuhi. Sebab, dalam kenyataannya, peningkatan kebutuhan listrik tidak seperti yang diperkirakan,” jelasnya. Hingga Agustus 2017, pembangkit yang sudah masuk masa konstruksi dan pengadaan masing-masing tercatat 5.205 mw dan 1.794 mw. Direktur Utama PT PJB Iwan Agung Firstantara mengungkapkan, untuk menyukseskan program 35 ribu mw yang ditetapkan pemerintah, pihaknya membutuhkan banyak partner kerja, baik perusahaan swasta maupun negara. ”Dari 35 ribu mw itu, kami ditugasi sekitar sepuluh ribu mw,” ujar Iwan. Saat ini, ada sekitar 15 hingga 20 proyek yang sedang digarap PJB dalam usaha memenuhi target sepuluh ribu mw. Di antara proyek-proyek tersebut, ada tiga yang dipastikan mulai beroperasi dan masuk jaringan Jawa-Bali hingga 2019. Tiga proyek tersebut adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cilacap berkapasitas 1 x 1.000 mw, PLTU Jawa 7 dengan kapasitas 2 x 1.000 mw, dan mobile power plant dengan total kapasitas 500 mw. ”Jadi, untuk PJB, pada 2019 nanti realisasi COD-nya 2.500 mw dari sepuluh ribu mw yang ditugaskan pada kami,” papar Iwan. (jpnn)
  • Bagikan

Exit mobile version