Mayat Wanita Posisi Sujud Ditemukan Membusuk di Hutan
KOLAKAPOS, Buton--Masyarakat Desa Waondowolio, Kecamatan Kapontori Kabupaten Buton, Sultra digegerkan dengan penemuan mayat seorang wanita tanpa identitas di dalam hutan sekitar pukul 12.00 Wita, Sabtu.
Kapolres Buton, AKBP Andi Herman Sik melalui Kasatreskrim Polres Buton, Iptu Hasanudin menjelaskan mayat wanita tersebut ditemukan dalam posisi sujud telungkup tanpa mengenakan busana hanya ditutupi baju dari atas.
Tidak jauh dari mayat atau sekitar 2 meter ditemukan celana pendek (Boxer) yang biasanya dipakai oleh pria.
Lebih lanjut ia menjelaskan mayat tersebut pertama kali ditemukan oleh warga La Baitu (55) yang hendak mencari pucuk rotan di hutan untuk dijadikan sayur. Atas temuannya itu, La Baitu langsung pulang ke desa untuk melaporkan kejadian ini ke warga Desa yang selanjutnya menghubungi pihak Kepolisian Sektor Kapontori.
Mendapati laporan, pihak kepolisian setempat melakukan tindakan dengan mendatangi TKP sekitar pukul 14.30 Wita yang dipimpin langsung Kapolsek Kapontori, Iptu Bahri, SH bersama anggota dan mengevakuasi mayat untuk kemudian di bawah ke Puskesmas Kapontori.
Berdasarkan ciri-ciri fisik, mayat itu diperkirakan berumur 14-16 tahun. Dugaan sementara mayat merupakan korban pembunuhan.
Lebih lanjut Hasanudin menjelaskan kondisi mayat sulit untuk dikenali karena bagian muka sudah rusak. Diperkirakan korban meninggal ini sudah 7-10 hari yang lalu.
Informasi yang diperoleh, saat ini korban berada di RSUD Palagimata, Kota Baubau untuk dilakukan otopsi.
Tim Dokter, Kompol dr Mauluddin menjelaskan dari hasil otopsi, ciri-ciri mayat diketahui memiliki tinggi badan 150 cm, usia 25-50, jenis kelamin wanita, rambut hitam bergelombang ikal panjang rata-rata 27 cm dan gigi khas mancung dan jarang-jarang.
Kompol dr Mauluddin menjelaskan, saat ditemukan, kondisi mayat sudah membusuk. Sehingga identifikasi dilakukan lewat gigi.
“Apabila tidak ada tanda pengenal maka kita identifikasi lewat sidik jari. Namun seluruh jari tangan dalam keadaan rusak. Identifikasi yang berikut itu adalah lewat gigi,” katanya kepada awak media usai melakukan otopsi.
Lanjut ia, sebagai pembanding jika ada warga yang mengaku sebagai keluarga, maka diambil sampel tulang untuk tes DNA ke laboratorium DNA Pusdokkes Polri Jakarta.
Tak hanya itu, ia memperkirakan wanita itu sudah meninggal sekitar tujuh hari lebih dan paling lama satu bulan.
“Perkiraan kematian dari korban itu sudah lebih dari tujuh hari sejak kami periksa. Itu ditandai dengan adanya kerusakan kulit yang sangat lanjut, sehingga sebagian sisa tulang itu menunjukan diatas tujuh hari dan terlama satu bulan,” katanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan penyebab kematian tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan, tetapi ditemukan jejas intrafital dirahang atas jenazah.
“Kemudian untuk penyebab kematian tidak kami temukan tanda-tanda kekerasan tajam. Untuk sementara ini karena pembusukan lanjut, hampir pada seluruh bagian tubuh,” katanya.
Otopsi dan proses identifikasi dilakukan sekitar 19:30 Wita hingga 21:30 Wita.
Sekedar diketahui, saat ditemukan warga, kondisi mayat dalam posisi telungkup tanpa busana. Hanya ditutupi baju kaos warna hitam diatas tubuhnya. Sekitar dua meter dari mayat juga ditemukan satu celana boxer. (Fajar/BP)