Sultra Miliki Stok Beras 17 Ribu Ton
KOLAKAPOS, Kendari--Kepala Perum Bulog Divre Sultra La Ode Amijaya Kamaluddin menjamin bahwa kelangkaan beras tidak bakal terjadi di provinsi Sultra. Karena sampai kini masih memiliki stok beras sekitar 17 ribu ton yang cukup untuk memenuhi kebutuhan warga empat bulan ke depan.
Di provinsi yang beribukota di Kendari ini memiliki beberapa daerah yang dikenal sebagai sentra padi, yaitu Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, Kolaka, Kolaka Timur dan Kabupaten Bombana. Saat ini berdasarkan laporan dari daerah-daerah itu masih menunggu panen raya padi.
Panen raya padi di Provinsi Sulawesi Tenggara diperkirakan bakal terjadi pada Februari dan mencapai puncaknya sekitar akhir Februari 2018.
mengatakan stok selama empat bulan ke depan tersebut tersebar di beberapa gudang Bulog Sultra, seperti Gudang Benubenua Kendari, Gudang Kasipute, Gudang Bambaeya, Gudang Kabaena, Gudang Unaaha, Gudang Kolaka, Gudang Ereke, Gudang Muna, dan Baubau..
Artinya, kalau panen raya padi sekitar awal Februari hingga akhir bulan tersebut maka stok beras di gudang Bulog akan semakin bertambah karena stok yang ada bisa untuk memenuhi kebutuhan warga hingga April mendatang (kalau dihitung empat bulan dari Januari 2018).
Menurut Amijaya, stok beras tersebut akan terus bertambah seiring dengan pembelian atau penyerapan beras petani yang akan dilakukan pihak Bulog.
Meskipun stok beras cukup untuk empat bulan ke depan, bukan berarti bahwa Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara tidak melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan karena kondisi seperti ini rawan akan terjadinya kelangkaan yang mungkin dimanfaatkan oknum yang tidak bertanggung jawab untuk menjalankan aktivitas yang melanggar hukum.
Pemerintah di Sulawesi Tenggara, dalam hal ini Perum Bulog, mengambil berbagai langkah untuk mengamankan ketersediaan pangan dan menstabilkan harga beras di pasaran, di antaranya dengan melakukan operasi pasar di berbagai sentra-sentra perdagangan, seperti pasar-pasar tradisional.
Operasi Pasar
Perum Bulog Divisi Regional Sulawesi Tenggara gencar melakukan operasi pasar dengan menyisir pasar tradisional di daerah itu. "Operasi pasar ini kami lakukan untuk menekan gejolak harga beras di pasaran," kata La Ode Amijaya Kamaluddin.
Tugas pemerintah bersama Bulog adalah menjaga kestabilan harga beras di masyarakat dengan cara menggelar operasi pasar. Kegiatan ini tidak hanya dilaksanakan di Kendari, tetapi juga di daerah lain.
Harga beras yang dijual melalui operasi pasar tersebut di bawah harga eceran tertinggi atau HET, yakni Rp9.350 per kilogram. Berdasarkan Permendag Nomor 57 Tahun 2017, kata Amijaya, harga eceran tertinggi (HET) beras kualitas medium di wilayah Sulawesi sebesar Rp9.450 per kilogram.
"Beras OP yang kami jual di pasaran dengan harga Rp9.350, sehingga masih Rp100 berada di bawah harga eceran tertinggi," katanya. (p2/hen)